Kamis, Maret 06, 2008

Si Bayi Ajaib Mulai Berlari


Bunga-Bunga di Peresmian Graha Pena Radar Tasikmalaya...3

Para dara manis dari SMA 2 Pasundan Tasikmalaya turut serta menjadi pagar ayu dalam peresmian Graha Pena Radar Tasikmalaya.














Bunga-Bunga di Peresmian Graha Pena Radar Tasikmalaya...2

Para dara manis SMA Pasundan 2 Tasikmalaya menunjukkan kebolehannya di depan tamu peresmian Graha Pena Radar Tasikmalaya








Bunga-Bunga di Peresmian Graha Pena Radar Tasikmalaya...1
















Kiriman Bunga Peresmian

Kami Ucapkan Terima Kasih kepada:

Bank Indonesia Tasikmalaya H Yoyo Suwaryo
Kabagbin Korwa PTIK AKBP Drs H Artsianto D
PT Asuransi Takaful Keluarga Cab. Tasimalaya
Pasar Seng Makkah "Hajni" H Imat Ruhimat
Kapolresta Tasikmalaya AKBP Drs Suntana
PT Telkomsel-Grapari Tasikmalaya
Bank Jabar Banten Cab Tasikmalaya
PT Telkom Kandatel Tasikmalaya
PT Indosat Cabang Tasikmalaya
PT Jamsostek Cab. Priangan Timur
PT Bakrie Telecom Priangan Timur
PT Excelcomindo Tasikmalaya
PT Taspen Cabang Tasikmalaya
Perusahaan Angkutan AN
Heri Hendriana SH MH
KPKNL Tasikmalaya
Toko Buku Gramedia
Chairul Halim
Plaza Asia

Lembar Suplemen Graha Pena Radar Tasikmalaya


Peresmian Graha Pena Radar Tasikmalaya 5 Maret 2008

3 Kepala Daerah Resmikan Graha Pena
*Loper Koran Lakukan Gunting Pita

Asep, seorang loper Radar Tasikmalaya bersiap menggunting pita pintu masuk Graha Pena Tasikmalaya.

Wali Kota Tasikmalaya Drs H Syarif Hidayat MSi menandatangani prasasti peresmian Graha Pena Tasikmalaya.
Sekda Kabupaten Tasikmalaya H Asep Ahmad Djaelani MM, mewakili Bupati H Tatang Farhanul Hakim, Mpd membubuhkan paraf pada prasasti peresmian Graha Pena Tasikmalaya.
Wakil Bupati Garut Drs H Memo Hermawan ikut menandatangani prasasti peresmian Graha Pena Tasikmalaya.
Wali Kota Banjar H dr Herman Sutrisno, menjadi kepala daerah pertama yang menandatangi prasasti Graha Pena Tasikmalaya.
KH Abdul Jabar, mantan juara MTQ Nasional dan Asep, didaulat melantunkan ayat suci Al Quran menyawali proses peresmian Graha Pena Tasikmalaya.
Ica dan Indi memandu jalannya prosesi peresmian Graha Pena Tasikmalaya dari awal hingga akhir.
**Alwi Hamu: Radar Tasikmalaya
Milik Warga Priangan Timur
TASIKMALAYA — Gedung Graha Pena Radar Tasikmalaya diresmikan oleh tiga kepala daerah, kemarin. Peresmian ditandai dengan penandatanganan prasasti oleh Wali Kota Tasikmalaya Drs H Syarif Hidayat MSi, Wali Kota Banjar H dr Herman Sutrisno, Wakil Bupati Garut Drs H Memo Hermawan dan Sekda Kabupaten Tasikmalaya H Asep Ahmad Djaelani MM.

Peresmian yang berlangsung meriah itu berlangsung di halaman Graha Pena Radar Tasikmalaya Jalan SL Tobing No 99. Selepas penandatangan prasasti, undangan yang hadir dikejutkan raungan sirine motoris. Mereka mengira ada pejabat lainnya yang datang menyusul. Tak tahunya pengawalan seorang loper Radar Tasikmalaya, Asep, yang menaiki sepeda menuju ke tempat pintu utama Graha Pena.
Rupanya, Asep didaulat untuk melakukan gunting pita dan untaian bunga melati di pintu masuk utama ke Graha Pena.

Suasana nampak dramatis saat Asep disodori gunting oleh pagar ayu. Disaksikan para kepala dan wakil kepala daerah, loper yang keseharian menjual koran Radar Tasikmalaya itu “mengeksekusi” untaian bunga melati yang melintang di pintu. Semua undangan langsung memberi applaus.

Selain para kepala daerah, dalam kesempatan itu hadir juga Ketua DPRD Kota Tasikmalaya Nurul Awalin SAg, Dandim 0612 Letkol (Inf) Puji Cahyono, Wakil Wali Kota Banjar H Akhmad Dimyati SIP. Sementara, Ketua DPRD Ciamis H Jeje Wiradinata, Wakil Bupati Tasikmalaya HE Hidayat, Ketua DPRD Tasikmalaya H Ruzhanul Ulum dan Kapolresta Tasikmalaya AKBP Suntana, datang kemudian setelah pembukaan selesai.

Para pejabat penting di Priangan Timur itu, diterima Direktur Utama PT Wahana Semesta Merdeka HM Alwi Hamu, Dirut PT Wahana Semesta Tasikmalaya H Suparno Wonokromo, Direktur PT Wahana Semesta Tasikmalaya Yanto S Utomo, dan General Manager Radar Tasikmalaya Dadan Alisundana.

Rangkaian acara dimulai pukul 09.00 dipandu MC Ica dan Indi. Sebelum masuk acara utama, dipintonkeun tarian penghibur dari Grup Jaipong dan Kacapi Suling SMA Pasundan 2 Tasikmalaya.

Rangkaian pembukaan, KH Abdul Jabar mantan juara MTQ Nasional dan Asep, didaulat melantunkan kalam suci Al Quran. Selesai itu, dilanjutkan paparan General Manager Dadan Alisundana tentang sekilas Radar Tasikmalaya. Dadan mengucapkan terima kasih kepada masyarakat serta pemerintah di Priangan Timur. Sebab dengan segala kontribusinya, Graha Pena Radar Tasikmalaya bisa terwujud menjadi kekuatan baru di Priangan Timur. “Graha Pena ini merupakan hadiah terindah ulang tahun ke empat dari seluruh masyarakat Priangan Timur. Terima kasih kepada para agen, loper, pemerintah daerah dan para pelaku bisnis. Radar Tasikmalaya telah diberikan tempat di hati anda semua hingga besar seperti sekarang ini,” terangnya.

Sementara, Direktur Utama PT Wahana Semesta Merdeka yang juga penasehat Wakil Presiden Jusuf Kalla, HM Alwi Hamu, mengungkapkan rasa bangga terhadap Radar Tasikmalaya yang bisa akrab menjalin silaturahmi dengan pemerintah daerah se-Priangan Timur. Tandas Alwi, terbukti dengan hadirnya kepala daerah serta perwakilannya saat dalam peresmian Graha Pena. “Media di daerah harus ikut membantu pembangunan. Termasuk mengkritik. Tetapi, mengkritik bersifat membangun. Jangan jadi provokator. Tapi jadilah provokator pembangunan. Biar daerahnya cepat maju,” tegas pria asal Makasar ini.

Menurut Alwi, media yang tergabung dalam Grup Jawa Pos, harus bersatu dengan rakyat dan akrab dengan pemerintah. Selain itu, mendorong pengusaha agar maju, karena pengusaha sangat penting dalam pembangunan pemerintahan. “Makanya, Radar Tasikmalaya ini bukan milik kami atau milik pengurusnya. Namun milik masyarakat,” katanya disambut tepuk tangan seluruh undangan.

Alwi juga sempat memuji gedung Graha Pena Radar Tasikmalaya. Katanya, gedung berlantai dua itu megah. Lebih besar dari gedungnya Radar Banten.

Di tempat yang sama, Wali Kota Tasikmalaya H Syarif Hidayat, mengaku sangat senang kepada media yang dikelola oleh anak muda yang energik. Ia juga ngabageakeun para tamu undangan yang berkenan hadir. “Saya tersanjung. Sangat senang menjadi pribumi bagi para pejabat penting se-Priangan Timur,” tandasnya.

LOPER GUNTING PITA
Selesai rangkaian sambutan, kemudian dilanjutkan dengan penandatanganan prasasti oleh para kepala daerah. Selanjutnya, gunting pita oleh loper Radar Tasikmalaya, Asep. Prosesi gunting pita cukup dramatis. Awalnya, para undangan dihibur oleh penampilan rampak gendang SMA Pasundan 2, suasana pun berlangsung meriah. Sekitar 7 menit, rampak hampir selesai, para penari membentuk formasi di kiri kanan pintu Gedung Graha Pena sambil memajang payung geulis khas Tasikmalaya. Sementara, MC Ica dan Indi mempersilahkan para kepala daerah agar berjejer di samping kiri bentangan karpet merah sepanjang jalan masuk ke arah pintu Graha Pena. Para kepala daerah itu bersiap-siap menyaksikan gunting pita.

Tiba-tiba, suara serine di jalan berbunyi. Semua yang hadir menengok sambil menerka-nerka, siapa yang datang. Ternyata Asep, seorang loper Radar Tasikmalaya yang dikawal motoris Polresta Tasikmalaya. Tiba di depan karpet merah yang membentang mulai meja penerimaan tamu hingga ke pintu masuk Graha Pena, Asep turun dan menyandarkan sepedanya. Di stang sepeda terdapat koran edisi hari itu. Persis seperti ia akan mengantarkan koran ke pelanggan.

Asep terlihat agak menahan grogi. Ia mencoba menyalami para pejabat yang hadir. Beruntung, kocolan Ica dan Indi dapat mencairkan suasana yang terasa haru. “Jangan dulu gunting. Tunggu aba-aba saya,” canda Ica kepada Asep. “Para tamu sekalian, bila biasanya gunting pita dilakukan oleh pajabat. Namun saat ini akan dilakukan loper. Ini menunjukkan, bahwa loper sebagai ujung tombak yang sangat berperan terhadap peredaran koran. Maka saat ini, loper lah yang akan menggunting pita ini,” kata Ica diamini Indi. “Satu, dua, tiga, ayo gunting,” komando Ica.

Suara tepuk tangan bergema mengiringi putusnya tali pengikat bunga melati yang membentang di pintu. Asep kemudian masuk diikuti para kepala daerah dan tamu undangan meninjau lokasi gedung. Dipandu panitia, para kepala daerah diajak keliling meninjau ruangan. Diawali ruang percetakan para kepala daerah itu mendapat kesempatan melihat mesin yang dioperasikan mencetak koran.

Selanjutnya, peninjauan ke redaksi di lantai dua untuk melihat proses kerja pracetak dan jaringan grup Jawa Pos. Beres itu, dilakukan jamuan di ruang rapat utama.(dir)













Senin, Maret 03, 2008

Sebuah Renungan

Komentar Lukisan

Alkisah, ada seorang pelukis terkenal. Hasil lukisannya banyak menghiasi dinding rumah orang-orang kaya. Si pelukis dikenal dengan kehalusan, ketelitian, keindahan, dan kemampuan memperhatikan detail obyek yang digambarnya. Karena itu, pesanan lukisannya tidak pernah berhenti dari para kolektor maupun pecinta barang-barang seni.

Suatu hari, setelah menyelesaikan sebuah lukisan, si pelukis merasa sangat puas dengan hasil lukisannya. Menurut pandangannya, lukisan itu sempurna. Maka, dia lantas bermaksud mengadakan pameran lukisan agar orang-orang dapat menikmati, serta mengagumi keindahan dan kehebatannya.

Saat pameran, si pelukis meletakkan sebuah buku di dekat lukisan dengan sebuah tulisan: "Yang terhormat, para pecinta dan penikmat seni. Setelah melihat dan menikmati lukisan ini, silakan isi di buku ini komentar Anda tentang kelemahan dan kekurangannya. Terima kasih atas waktu dan komentar Anda."

Pengunjung pun silih berganti mengisi buku itu. Setelah beberapa hari, si pelukis pun membaca buku berisi komentar pengunjung pameran dan dia merasa kecewa sekali dengan banyaknya catatan kelemahan yang diberikan. "Orang-orang ini memang tidak mengerti indahnya lukisan ini. Berani-beraninya mereka mengritik!" batin si pelukis.

Dalam hati, dia tetap yakin bahwa lukisannya itu sangat bagus. Maka, untuk itu dia ingin menguji sekali lagi komentar orang lain, tetapi dengan metode yang berbeda. Untuk itu, ia membuat pameran sekali lagi, namun di tempat yang berbeda. Kali ini, ia juga menyertakan sebuah buku untuk diisi oleh pengunjung yang melihat lukisannya. Tetapi kali ini, penikmat lukisannya tidak dimintai komentar kelemahan, namun untuk memberikan komentar tentang kekuatan dan keindahan lukisan itu.

Setelah beberapa hari, si pelukis kembali membaca buku komentar pengunjung. Kali ini, dia tersenyum senang setelah membacanya. Jika pengunjung yang terdahulu mengritik dan melihat kelemahannya, maka komentar yang didapatkannya kali ini berisi banyak pujian dan kekaguman atas lukisan yang dibuatnya. Bahkan, banyak dari hal-hal yang dikritik waktu itu, sekarang justru dipuji.

Dari kedua pameran lukisan yang diadakannya, si pelukis mendapatkan sebuah pembelajaran bahwa tidak ada yang sempurna di dunia ini. Apapun yang kita kerjakan, sehebat dan sesempurna apapun menurut kita, ternyata di mata orang lain, ada saja kelemahan dan kritikannya. Namun, pastilah ada juga yang memuji dan menyukainya. Jadi, tidak perlu marah dan berkecil hati terhadap komentar orang lain. Asalkan kita mengerjakan semua pekerjaan dengan sungguh-sungguh dan dilandasi niat baik, itulah persembahan terbaik bagi diri kita sendiri.

Salam sukses Luar Biasa!!!
Andrie Wongso


Cinta Tanpa Syarat

Dikisahkan, ada sebuah keluarga besar. Kakek dan nenek mereka merupakan pasangan suami istri yang tampak serasi dan selalu harmonis satu sama lain. Suatu hari, saat berkumpul bersama, si cucu bertanya kepada mereka berdua, "Kakek nenek, tolong beritahu kepada kami resep akur dan cara kakek dan nenek mempertahan cinta selama ini agar kami yang muda-muda bisa belajar."

Mendengar pertanyaan itu, sesaat kakek dan nenek beradu pandang sambil saling melempar senyum. Dari tatapan keduanya, terpancar rasa kasih yang mendalam di antara mereka. "Aha, nenek yang akan bercerita dan menjawab pertanyaan kalian," kata kakek.

Sambil menerawang ke masa lalu, nenek pun memulai kisahnya. "Ini pengalaman kakek dan nenek yang tak mungkin terlupakan dan rasanya perlu kalian dengar dengan baik. Suatu hari, kami berdua terlibat obrolan tentang sebuah artikel di majalah yang berjudul ‘bagaimana memperkuat tali pernikahan'. Di sana dituliskan, masing-masing dari kita diminta mencatat hal-hal yang kurang disukai dari pasangan kita. Kemudian, dibahas cara untuk mengubahnya agar ikatan tali pernikahan bisa lebih kuat dan bahagia. Nah, malam itu, kami sepakat berpisah kamar dan mencatat apa saja yang tidak disukai. Esoknya, selesai sarapan, nenek memulai lebih dulu membacakan daftar dosa kakekmu sepanjang kurang lebih tiga halaman. Kalau dipikir-pikir, ternyata banyak juga, dan herannya lagi, sebegitu banyak yang tidak disukai, tetapi tetap saja kakek kalian menjadi suami tercinta nenekmu ini," kata nenek sambil tertawa. Mata tuanya tampak berkaca-kaca mengenang kembali saat itu.

Lalu nenek melanjutkan, "Nenek membacanya hingga selesai dan kelelahan. Dan, sekarang giliran kakekmu yang melanjutakan bercerita." Dengan suara perlahan, si kakek meneruskan. "Pagi itu, kakek membawa kertas juga, tetapi....kosong. Kakek tidak mencatat sesuatu pun di kertas itu. Kakek merasa nenekmu adalah wanita yang kakek cintai apa adanya, kakek tidak ingin mengubahnya sedikit pun. Nenekmu cantik, baik hati, dan mau menikahi kakekmu ini, itu sudah lebih dari cukup bagi kakek."

Nenek segera menimpali, "Nenek sungguh sangat tersentuh oleh pernyataan kakekmu itu sehingga sejak saat itu, tidak ada masalah atau sesuatu apapun yang cukup besar yang dapat menyebabkan kami bertengkar dan mengurangi perasaan cinta kami berdua."

Pembaca yang budiman,

Sering kali di kehidupan ini, kita lebih banyak menghabiskan waktu dan energi untuk memikirkan sisi yang buruk, mengecewakan dan yang menyakitkan. Padahal, pada saat yang sama kita pun sebenarnya punya kemampuan untuk bisa menemukan banyak hal indah di sekeliling kita.

Saya yakin dan percaya, kita akan menjadi manusia yang berbahagia jika kita mampu berbuat, melihat, dan bersyukur atas hal-hal baik di kehidupan ini dan senantiasa mencoba untuk melupakan yang buruk yang pernah terjadi. Dengan demikian, hidup akan dipenuhi dengan keindahan, pengharapan, dan kedamaian.

Salam sukses luar biasa!!!
Andrie Wongso


Be The Best

Di dalam masyarakat terutama di negara berkembang, banyak sekali masyarakatnya yang terjangkit penyakit mitos-mitos yang menyesatkan. Di antara mitos itu adalah:

1. Mitos pendidikan, "Saya tidak bisa sukses karena pendidikan saya rendah".
2. Mitos nasib, "Biar berjuang bagaimanapun, saya tidak mungkin sukses karena nasib saya memang sudah begini dari sononya".
3. Mitos kesehatan, merasa diri tidak kuat secara fisik.
4. Mitos usia, "Ini pekerjaan untuk anak muda, saya terlalu tua untuk pekerjaan ini".
5. Mitos gender, "Jelas aja bisa, dia kan perempuan sayakan pria" atau sebaliknya.
6. Mitos shio, "dia shio macan memang bisa sukses, saya kan shio babi" dan lain sebagainya. Dan penyakit mitos-mitos lainnya.


Jika mitos-mitos itu telah dijadikan pedoman hidup, maka nasib kita akan sulit berubah. Sikap mental negatif seperti di atas, jelas merupakan pengertian yang salah. Apalagi jika sudah masuk ke alam bawah sadar kita, maka akan membawa dampak sangat negatif dalam kehidupan kita secara menyeluruh. Membuat kita kalah dan gagal sebelum berjuang!!!

Dalam memasuki dunia bisnis, ada dua mitos yang berpengaruh paling besar, yaitu masalah modal dan pendidikan. Saya justru tidak memiliki keduanya saat memulai usaha dulu. Yang saya miliki hanyalah ide membuat kartu kata-kata mutiara dan keberanian untuk mencoba. Saya memiliki kemampuan kungfu, dan potensi diri itulah yang saya manfaatkan. Saya mengajar kungfu secara privat untuk mendapatkan modal awal.

Jadi saya berangkat tanpa modal, tanpa uang, tanpa pendidikan formal yang memadai, tapi mana yang mendahului usaha saya? Ide! Dan keyakinan bahwa saya bisa sukses, saya berhak untuk sukses! Dengan pemahaman itu, muncul keberanian untuk mencoba.

Dari penolakan-penolakan dan melalui proses perjuangan yang luar biasa ulet, ulet, dan ulet, usaha itu baru bisa berkembang baik. Kegagalan dan penolakan adalah konsekuensi dari setiap keputusan yang kita ambil. Kita hanya punya dua pilihan, berhasil atau gagal. Kuncinya dalah action dan mental yang positif. Sebab kedua pilihan itu bisa jadi "benar" karena di balik setiap kegagalan terdapat proses pendidikan, sebuah pelajaran untuk kita berbuat dan bertindak lebih bijak di kemudian hari.

Seperti kata-kata mutiara yang sering saya ucapkan: "Harga sebuah kegagalan dan kesuksesan bukan dinilai dari hasil akhir, tetapi dari proses perjuangannya". Jika itu disadari oleh semua orang, maka tidak ada lagi yang namanya larut dalam frustasi, kecewa, depresi, apatis, kehilangan motivasi, apalagi putus asa.

TETAP MENJADI YANG TERBAIK. Memang bukan suatu hal yang mudah untuk dilakukan. Perlu motivasi yang kuat, komitmen pada tujuan, serta melewati proses latihan dalam praktek kehidupan yang nyata. Sebagai manusia yang mengerti, menyadari, dan dapat berpikir jernih, maka kita harus bisa dan berani menentukan sikap dengan segenap tenaga, waktu, dan pikiran untuk tetap mengembangkan diri semaksimal mungkin.

Ilmu untuk memelihara motivasi diri bisa dipelajari oleh siapa pun. Salah satu latihan yang paling mudah untuk menguatkan diri sendiri adalah melakukan self talk. Kita gali potensi-potensi positif dalam diri kita dengan melakkukan dialog dengan diri kita sendiri.

Yakinkan bahwa diri kita memiliki kemampuan untuk sukses. Jika orang lain bisa sukses, kita pun mempunyai hak untuk sukses sama seperti mereka.

Keyakinan kepada Tuhan, serta doa dan praktek dalam kehidupan ini merupakan upaya yang mampu memberikan kekuatan motivasi diri yang luar biasa.

Sikap mental lain yan perlu kita pelihara adalah menyadari bahwa sukses yang kita raih bukan hanya sekedar mengandalkan diri sendiri, selalu ada andil orang lain di dalamnya. Rendah hati adalah kata kuncinya, tetapi sebaliknya, tidak rendah diri pada saat mengalami kegagalan.

Dengan demikian tidak hanya semakin dewasa dalam mengarungi kehidupan ini, yang pasti kualitas kehidupan kita akan semakin baik, semakin sukses, yang pada akhirnya akan bermanfaat pula bagi orang lain.

PASTIKAN menjadi yang terbaik !!!
BE THE BEST!!!!


Salam sukses luar biasa
Andrie Wongso


Law of Attraction: The Expectation Theory
Hampir di setiap seminar sukses, pelatihan sukses, workshop sukses atau event-event "suksesi" sejenis lainnya, Anda sering diminta untuk "mengkhayalkan" kesuksesan Anda. Istilah teknisnya, visualisasi. Di berbagai event itu, Anda akan sering diminta untuk mengimplementasikan nasehat seperti ini:
"Fake it till you make it""Jika mau sukses bersikaplah sukses"
Maksudnya, jika Anda belum bisa berpura-puralah bisa dan jika Anda belum sukses berpura-puralah sukses.
Apa yang perlu Anda pahami tentang sikap "berpura-pura" itu, bukanlah sekedar menipu diri sendiri dengan "khayalan bisa" atau "khayalan sukses". Itu ada rasionalisasinya.
Sebagai contoh, jika Anda menginginkan punya mobil mewah, maka coach sukses akan meminta Anda untuk menggambarkan atau memvisualisasikan mobil mewah itu di kepala Anda. Anda, biasanya diminta untuk sangat detil dalam menggambarkannya. Bentuknya, harganya, warnanya, tahun keluarannya, velgnya, bahan untuk joknya, variasinya, model gagang stirnya, sampai plat nomornya.

Apa yang diharapkan bisa terjadi dengan visualisasi semacam itu? Apa yang diharapkan terjadi pada diri Anda, adalah berfungsinya "The Law of Attraction" sehingga Anda benar-benar sukses. Dengan imajinasi, visualisasi, dan khayalan itu, Anda diharapkan membentuk sebuah visi, kemudian disadari atau tidak meramu semacam emosi, yang kemudian bisa menggerakkan Anda untuk mulai merealisasikannya. Hingga akhirnya, Anda benar-benar bisa mendapatkannya.

Anda mungkin akan berkata, "Ah, itu kan njelehi alias nggilani. Sukses koq mengkhayal." Ya, sepertinya memang begitu. Tapi bukan begitu. Saya sendiri, sering menjawab komentar semacam itu dengan, "Alah. Mengkhayal aja koq pelit." Mari kita lihat rasionalisasinya.
Katakanlah mobil idaman Anda sudah diproduksi dan sudah dijual di suatu toko di luar sana. Di tangan Anda, sudah ada uang Rp 560 juta, pas sejumlah harga mobil itu on the road. Apa yang Anda lakukan?

Yang Anda lakukan adalah, sekali lagi memastikan bahwa mobil itulah yang Anda inginkan. Kemudian, Anda mulai mencari-cari di mana toko yang menjualnya. Setelah ketemu, Anda hampiri mobil itu, dan Anda mulai mencocok-cocokkan feature-nya dengan idaman Anda. Anda pas-pasin warnanya cocok nggak. Joknya sesuai mau Anda nggak. Velgnya seperti yang Anda inginkan atau tidak. Begitu seterusnya. Setelah semuanya cocok, Anda malah masih sering coba-coba menawar lagi kan? Supaya bisa dapat lebih murah, he..he..he...
Akhirnya, setelah berbagai penyesuaian atau sedikit penyimpangan, mobil itu Anda beli juga. Tercapailah target Anda.

Skenario I
Sekarang, mari kita tarik ke sebulan sebelumnya. Uang sejumlah Rp 560 juta itu, belum ada di tangan Anda. Anda hanya punya separohnya yaitu Rp 280 juta. Akan tetapi, Anda tahu persis bahwa ada sebuah proyek yang akan gol, dan akan memberi Anda uang sejumlah Rp 500 juta. Menurut kalkulasi Anda, uang itu "pasti" Anda terima. Apa yang Anda lakukan? Sangat mungkin, Anda akan melakukan hal yang kurang lebih sama, seperti jika uang itu sudah di tangan Anda. Anda bersiap-siap untuk membeli mobil impian Anda. Betul bukan?

Skenario II
Sekarang, mari kita tarik ke enam bulan sebelumnya. Uang di tangan Anda baru sepertiga dari harga mobil itu, alias Rp 187 juta. Anda sudah memperhitungkan bahwa dalam enam bulan ke depan, Anda akan mendapatkan uang Rp 32 juta sebulan. Artinya, enam bulan lagi jumlah uang itu adalah Rp 192 juta. Jumlah yang lebih besar dari Rp 187 juta. Apa yang Anda lakukan? Sama! Anda bersiap-siap untuk membeli mobil itu.

Skenario III
Sekarang, kita tarik ke tiga tahun sebelumnya. Tidak sepeserpun uang Anda punya. Tapi Anda, kini bekerja dan menerima gaji Rp 12 juta sebulan. Apa yang Anda lakukan? Anda mulai berpikir tentang kenaikan progresif pendapatan Anda, yang nantinya pada akhir tahun ketiga, akan membuat Anda punya uang Rp 560 juta. Jika Anda bisa memastikan hal itu dengan keahlian dan kepakaran Anda dalam bekerja, apa yang Anda lakukan? Sama! Anda mestinya juga bersiap-siap untuk membeli mobil itu.

Skenario IV
Sekarang, kita tarik ke tiga tahun sebelumnya. Akan tetapi, gaji Anda hanya Rp 5 juta sebulan. Anda harus mencari cara, agar tiga tahun lagi uang Anda memang terkumpul sebanyak Rp 560 juta. Lepas dari benar atau tidaknya, dan dari baik atau buruknya, Anda mungkin mencoba berselingkuh di kantor, dengan mencari objekan di ladang-ladang yang lain. Atau, Anda mulai menjajal kemampuan entrepreneurship Anda, dengan mencoba membuka usaha sendiri. Atau, Anda memberdayakan anak dan istri Anda, untuk mendukung penghasilan Anda. Jika Anda bisa memproyeksikannya, apa yang Anda lakukan? Sama! Anda mestinya bersiap-siap untuk membeli mobil itu. Wong tinggal soal waktu koq.

Prinsip-prinsip Turunan
Dengan uang di tangan sejumlah Rp 560 juta, Anda tetaplah mengkhayal. Sebab, jika Anda pergi ke showroom dengan uang itu, kemudian (maaf) Anda dirampok di tengah jalan sebelum sampai ke sana, cita-cita Anda juga nggak bakal kesampaian. Jika uang itu ditransfer lewat bank sekalipun, kalo saat Anda mengelus-elus mobil itu di showroom, tiba-tiba handphone Anda berdering, dan pembantu Anda memberi tahu (maaf lagi), "Pak rumah kebakaran!" Bagaimana? Anda juga cuma mengkhayal.

Dengan tanpa uang di tangan, tiga tahun sebelumnya, Anda juga cuma mengkhayal. Tapi jika khayalan Anda di dukung oleh sebuah sistem atraksi yang benar, maka Anda akan sangat mungkin berhasil mencapainya.
Masalahnya, Anda terlalu condong kepada logika. Logika mengatakan kepada Anda, "Itu nggak logis dan itu nggak mungkin!" Padahal, logika Anda sangat terbatas kemampuannya. Sementara alam semesta, punya satu milyar cara untuk mendeliveri impian Anda.

Rezeki itu di tangan Tuhan. Anda sangat mungkin "deserve" untuk impian Anda. Apa yang perlu Anda lakukan, adalah menyogrok-nyogrok rezeki itu agar jatuh ke tangan Anda. Tentunya, dengan cara-cara yang disukai oleh Yang Memberi Rezeki. Yaitu ilmu dan keahlian, serta memahami hukum universal 1, 2, dan 3. Dan tentu saja, Anda harus membatasi diri, nggak perlu kemaruk.
Cara yang moderat begini. Jika Anda punya impian, kemudian Anda lihat kemampuan Anda saat ini belum ada, maka buatlah proyeksi. Dua jam lagi bagaimana. Besok bagaimana. Sebulan lagi bagaimana. Setahun lagi bagaimana. Dan tiga tahun lagi bagaimana. Kalo Anda malas, lupakan saja impian Anda!

Maksudnya, ada dua hal saja yang perlu Anda lakukan berkaitan dengan mimpi-mimpi Anda.
Jika impian Anda tidak bisa diproyeksikan keberhasilannya, adjust mimpinya, atau: buatlah sistem otomasi agar impian itu bisa terwujud. Intinya sih sama, tetap saja Anda mengkhayal!
Pak, Bu. Dunia ini khayalan. Apa yang perlu Anda lakukan, pada akhirnya tetap sama, yaitu kerja, kerja, kerja. Bertindak, bertindak, bertindak. Belajar, belajar, belajar.

Kini Anda pasti memahami, mengapa ada seminar "sukses bermodal dengkul", "menjadi kaya tanpa modal", "kebebasan finansial", atau "passive income". Jangan pelit mengkhayal, asal Anda membuat sistem untuk merealisasikannya. Syukur kalo bisa bikin sistem otomasi. Di dalam "Sales Magic" Pak Tung Desem Waringin bilang, "Yang penting tahu di mana letak batunya." Ting...ting...ting... Jangan pelit mengkhayal.

So, mana yang akan Anda khayalkan? Apakah Anda mau mengkhayal untuk kesuksesan Anda, atau Anda mau mengkhayal bahwa Anda tidak mampu mencapainya?

Sukses selalu (mengkhayal)
Ikhwan SopaTrainer E.D.A.N.

Radar Tasikmalaya Edisi Perdana

Seorang perempuanTasikmalaya tengah membaca koran Radar Tasikmalaya edisi perdana yang terbit pada 1 Maret 2004.

Minggu, Maret 02, 2008

Ayo Mana Yang Paling Heboh.....?







Laga Persikotas dan PSIT Cirebon di Stadion Dadaha Tasikmalaya Sabtu (1/3) dimeriahkan oleh hiburan dangdut dan modern dance.

Persikotas 3 v PSIT Cirebon 1

Peluang Terbuka, Tata Sumbang 2 Gol
DUEL. Striker Persikotas Kota Tasikmalaya (bawah) berduel dengan pilar belakang PSIT Cirebon saat laga awal kompetisi Divisi III PSSI di Stadion Dadaha, kemarin.


DADAHA – Suryamin dkk, berhasil memenuhi harapan Baraya Persikotas—julukan pendukung Persikotas--, dengan mendulang poin penuh pada laga pembuka kompetisi Divisi III PSSI wilayah Jawa Barat di Stadion Dadaha Kota Tasikmalaya, sore kemarin.

Tata Setiadi, striker Persikotas yang kini masuk dalam skuad Persib Selection menyarangkan dua gol ke gawang PSIT Cirebon. Kejelihan Tata membaca umpan krosing il capitano Suryamin dari sisi kiri pada menit ke tujuh.

Namun keunggulan anak asuh Heru Sucipto tidak bertahan lama. Pada menit ke-39, gol balasan Achmad Subekti tak dapat dibendung oleh kiper Persikotas. Kedudukan kembali imbang. Posisi ini bertahan hingga turun minum.

Beberapa menit memasuki babak kedua, tepatnya menit ke-59, pilar PSIT Cirebon melakukan kesalahan di daerah terlarang. Alhasil, hadiah finalty diberikan wasit untuk Persikotas. Tata Setiadi yang ditunjuk sebagai algojo berhasil melakukan tugasnya dengan baik sehingga tuan rumah kembali unggul.

Menit ke-82, gelandang serang Persikotas Reva memperbesar keungulan timnya menjadi 3-1. Jalannya pertandingan cukup sportif. Hampir tidak ada prilaku kasar ditunjukkan pemain dari dua tim yang bermain. Terhitung hanya tiga kartu kuning dikeluarkan wasit pada laga kemarin.
Ditemui Radar usai pertandingan, Asisten Pelatih Persikotas Nurdin SPd mengaku cukup puas dengan hasil yang dicapai Suryamin dkk. “Hasilnya memuaskan. Ini merupakan modal kami untuk lolos pada babak ini. Tinggal bagaimana melakoni pertandingan selanjutnya,” ungkap Nurdin.

Kemenangan ini, lanjut dia, merupakan pemacu semangat bagi skuadnya untuk melakoni laga kedua melawan Saint Prima Bandung. “Ya, saya sangat berharap semangat tim tetap terjaga. Dan saya berpesan kepada pemain agar jangan cepat puas dengan hasil hari ini (kemarin, red). Hasil ini hanya awal dan masih dua pertandingan lagi yang harus dijalani,” bebernya. “Kekuatan lawan kedua (Saint Prima Bandung, red) memang belum terbaca. Makanya kita akan lihat besok (hari ini, red) saat Saint Prima menjamu Perkesit Cianjur. Tapi itu nanti dulu. Yang penting kita berbangga hati dulu atas hasil kali ini,” tandasnya.

Soal tiga gol yang hasilkan Tata Cs, Nurdin SPd berpendapat bahwa hal ini sesuai dengan skema yang diterapkan saat latihan. “Tiga gol itu bukan kebetulan. Ini merupakan hasil kerjasama tim dari skema penyerangan yang diinstruksikan pelatih,” bebernya.
Kekompakan tim, akunya, saat babak awal sangat kurang. “Maklum lah, mereka minim pengalaman. Tetapi setelah kedudukan 1-1, mereka (pemain, red) cepat mengubah pola dan bermain lebih kolektif. Itulah yang membuat kami menang kali ini,” bangganya.

Atas hasil pertandingan kemarin, Manager PSIT Cirebon Didi Sunardi SE, Asisten Manager PSIT Kota Cirebon mengaku kecewa. Menurut dia, kekalahan timnya lebih dipengaruhi faktor kepemimpinan wasit yang dinilai kurang fair. “Soal kekuatan, saya kira Persikotas dan PSIT seimbang, bahkan dalam segi permainan PSIT lebih bagus. Hanya saja, saat pertandingan tadi (kemarin, red) kami dirugikan wasit. Masa, saat pemain kami sedikit bermain keras dinyatakan pelanggaran? Hal itulah yang menjadikan pemain kita menjadi down” herannya.

Sementara pemain lawan yang menekel cukup keras dianggap bukan pelanggaran, imbuhnya. “Semua orang melihat, dan juga wartawan. Beberapa pelanggaran Persikotas dibiarkan saja, tapi pemain kita (PSIT, red) kesalahan sedikit selalu diklaim sebagai pelanggaran. Saya meminta, agar Pengda PSSI bisa menugaskan wasit yang benar dan berkualitas, boleh saja mendukung pemain tuan rumah tapi yang wajar dong caranya”, ujarnya jengkel.

Didi mengaku pasrah dengan kenyataan itu, bahkan dirinya mengakui bahwa, timnya kurang persiapan, karena pemberitahuan bertanding dari Pengda PSSI datangnya sangat mendadak. “Kami persiapan untuk bertanding hanya dalam waktu tiga hari. Ya kita akui saja hasil pertandingan, teman-teman memang masih dalam proses pembinaan”, ujar Didi merendah.
Kita masih punya harapan dua kali pertandingan lagi, lanjutnya. “harapan untuk maju ke Divisi II saya optimis bisa, masih banyak peluang. Saya berharap teman-teman tetap figh, dan berjuang maksimal” pungkasnya. (hum)

Nonton Sepak Bola Divisi III di Dadaha

GM Radar Tasikmalaya Dadan Alisundana dan Pemimpin Perusahaan Acep Aryana bersama Ketua Umum Persikotas Ir H Endang Suhendar MS (tengah bertopi)menyaksikan laga Persikotas dan PSIT Cirebon di Stadion Dadaha Kota Tasikmalaya, 1 Maret 2008. Dalam laga pembukakompetisi Divisi III PSSI wilayah Jawa Barat itu Persikotas unggul atas PSIT 3-1.

Cinderamata dari Hajni

SERAHKAN. H Imat Ruhimat, Owner Hajni menyerahkan cenderamata kepada Pemimpin Perusahaan Radar Tasikmalaya, Acep Aryana saat berkunjung ke GRAHA PENA Radar Tasikmalaya 1 Maret 2008.

SL TOBING – H Imat Ruhimat, owner Pusat Perlengkapan Haji dan Busana Muslim, memberikan kejutan saat ulang tahun Radar Tasikmalaya ke-4, kemarin. Dia menyerahkan cenderamata, berupa bingkisan serta banner berlogo Radar Tasikamlaya dan Hajni.
“Semoga menempati kantor baru ini dapat meningkatkan motivasi kerja para pengelolanya. Semoga semakin terus tumbuh dan berkembang sejalan dengan kebutuhan masyarakat Tasikmalaya yang semakin kompleks,” terang H Imat.

Imat menambahakan, bagi Hajni keberadaan media masa seperti Radar Tasikmalaya memberikan kontribusi yang cukup baik dan positif. Juga merupakan mitra yang saling menungjang pengembangan usaha. “Hajni dengan koran Radar, selama ini telah bekerja sama dalam mempromosikan produk-produk Hajni. Untuk itu kami mengucapkan banyak terimakasih kepada pimpinan, staf atau karyawan di jajaran Radar. Dan kami mengharapkan kerja sama dapat ditingkatkan lagi,” terang pria penyuka otomotif.

Lanjutnya, tumbuh kembangnya media massa di suatu daerah antara lain di pengaruhi oleh partisipasi masyarakat dalam mengawasi pembangunan di daerahnya. Hal itu menurut Imat, merupakan tolak ukur tingkat intelektual masyarakat. Imat berharap, Pemkot Tasikmalaya dapat berperan aktif memanfaatkan media massa dalam menyampaikan informasi. “Selamat atas diresmikannya gedung baru Radar, semoga Radar terus maju dan sukses selalu,” pungkasnya. (ttm)

Ultah dengan Kue Bolu Atau Tart

FOTO KENANGAN HUT-1 RADAR. Dengan wajah penuh keceriaan para kru Radar Tasikmalaya--yang sebagian diantaranya telah keluar--merayakan ultah ke-1 Radar Tasikmalaya dengan dua potong kueh bolu di kantor lama di JL Cipedes I No. 44 Tasikmalaya.

Walikota Tasikmalaya H Syarif Hidayat didampingi mantan Kapolresta Tasikmalaya AKBP H Artsianto Darmawan memotong kueh ulang tahun untuk diserahkan kepada GM Radar Tasikmalaya Dadan Alisundana bertempat di Graha Pena Radar Tasikmalaya Jl Mayor SL Tobing No. 99 Tugujaya Tasikmalaya.





Kado Ulang Tahun dari Walikota

Hari kemarin, 1 Maret 2008, Radar Tasikmalaya genap berusia 4 tahun. Tidak ada perayaan secara khusus, kecuali menjalankan tradisi rutin setiap ulang tahun. Seluruh kru Radar wajib ikut jualan koran di setiap perempatan jalan Kota Tasik. Tradisi unik ini bertujuan agar kru merasakan bagaimana perjuangan para pengecer.



Tapi yang menghebohkan kru Radar, berkunjungnya mantan Kapolresta Tasikmalaya AKBP H Artsianto Darmawan. Yang unik, begitu masuk ke ruang redaksi di lantai dua, perwira menengah ini terlihat elekesekeng. “Aduh, mau merokok nih,” bisiknya sambil membuka tirai jendela. “Tuh ada warung, ke sana yuk ngopi,” ajaknya ke Agustiana, manajer pemasaran yang menemaninya keliling-keliling ruangan.


Di sana, pria kelahiran Jogjakarta ini terlihat enjoy. Ngobrol ngaler ngidul. Saya yang datang belakangan pun bergabung. Diikuti Kapolsek Cihideung AKP Hamzah Nasip yang dikawal dua anak buahnya. Puas ngopi dan merokok, kembali masuk ke kantor Radar. Melanjutkan ngobrol di ruangan Saya. Lagi asyik ngobrol, tiba-tiba pintu ada yang mengetuk. “Pak, ada Pak Wali Kota,” ujar Lilis yang membuka pintu diikuti seorang wanita menenteng Kue Tart.


Saya dan AKBP Artsianto terkejut begitu melihat Wali Kota Tasikmalaya H Syarif Hidayat muncul. Begitu juga wali kota, terkejut melihat mantan kapolresta. “Loh, ada di sini?” tanya wali kota sambil mendekat dan berjabat tangan setengah merangkul.


“Ya, nih. Radar ulang tahun,” ujar Artsianto sambil tersenyum. Wali kota beralih memandang Saya. “Selamat ulang tahun ya. Semoga Radar makin maju dan sukses,” ujar wali kota sambil menyalami. Setelah beberapa saat ngobrol, wali kota pamit karena ada agenda lain.


“Nanti dulu. Kita potong kuenya,” cegah Saya sambil mengajak ke ruang redaksi. Berkumpul dengan para wartawan ngariung kue tart. Tak lama ikut muncul juga Kang Aas, ketua Gaza.
Usai berdoa dan memotong kue, wali kota pamit. Juga AKBP Artsianto yang ditunggu mancing rekannya di Ciamis.(dadan)

Sisi Lain Perayaan 4 Tahun Radar Tasikmalaya

Dari GM Hingga Wartawan Jualan Koran di Stopan

General Manager Radar Tasikmalaya Dadan Alisundana ditemani Acep Aryana (Pimpinan Perusahaan), Radi Nurcahya (manager iklan) dan Khumaedi berjualan koran di Perempatan Jalan Doktor Sukardjo (Dokar)


Tanggal 1 Maret 2008, Radar Tasikmalaya genap berusia 4 tahun. Tradisi menyambut ulang tahun itu, kemarin seluruh karyawan dan wartawan turun ke jalan jualan koran. Layaknya pengecer asli, mereka menawari setiap pengendara mobil, sepeda motor di setiap yang berhenti di lampu stopan. Ada yang laku banyak, namun ada juga yang nihil.
***

Sekitar pukul 06.00, awak redaksi, iklan, promosi dan tentunya pemasaran, siap-siap menenteng koran terbitan hari Sabtu (1/3). Ada yang bawa lima, enam, atau sepuluh eksemplar. Penjual koran dadakan ini disebar di beberapa titik secara berkelompok.

Perempatan Mitrabatik, posnya Redaktur Pelaksana Ruslan Caxra nongkrong bersama Anep Paoji dan Farid Assifa. Di pertigaan Cimulu, jadi pilihan Manager Pemasaran Agustiana dan Tina Agustina. Perempatan Dokar jadi areanya General Manager Radar Tasikmalaya Dadan Alisundana ditemani Acep Aryana (Pimpinan Perusahaan), Radi Nurcahya (manager iklan) dan Khumaedi.

Simpangan Jalan Tentara Pelajar-Jalan Rumah Sakit, Midi Tawang bersama Husni Mubarok, Mahendra serta Charles Bale. Perempatan Padayungan, Hendar duet dengan Teten Jamaludin. Di perempatan Alun-alun Tasikmalaya Abdul Haris, Faisal, Sona, Fahrul. Lalu perempatan Masjid Agung Tiko Heryanto dan Juli. Gunung Sabeulah Dadang AR, Dede Mulyadi dan Iman SR. Di Perempatan Sutsen, Bambang, Jamal Affandi, Dede Supriadi dan Maman.

Teten yang berpasangan dengan Hendara, girang saat mampu menjual koran 23 eksemplar. Juga kelompok Dede Supriadi di Perempatan Sutsen yang menghabiskan seluruh koran yang dibawa pengecer yang biasa mangkal di lokasi itu. Ruslan Caxra mengaku plong ketika 6 eksemplar koran yang ditentangnya ada yang beli.

Teten, mengaku, sebelumnya sedikit ragu, apakah koran hari itu akan terjual atau tidak. Namun dengan semangat empat limanya, wartawan Ciamis bersama Hendra wartawan Metropolis ini, menghabiskan 23 eksemplar. Itu pun kata pria bujangan berkacamata ini, setelah sebelumnya membantu pengecer di perempatan Padayungan, Mahpudin. “Dalam pikiran saya, sedikit ragu. Apakah akan laku atau tidak. Namun tak apa-apa, saya coba, sambil menguji mental,” katanya.

Setibanya di perempatan Padayungan, Teten dan Hendara menyebar, tidak dalam satu titik. Hendra menenteng di arah Jalan Siliwangi dan Teten dari Arah Jalan SL Tobing. Sedangkan Mahfudin mangkal dari arah Padayungan. “Saya menawarkan kepada setiap pengendara. Koran-koran. Korannya Pak,” kata Teten mengulang tawarannya saat jualan.

Namun di sela-sela menawarkan kisah Teten, tiba-tiba ada yang menyapa dari sebuah mobil Carry. “Naha geuning ayeuna mah di jalan. Mani kersaan,” kata Teten menirukan orang dalam mobil itu. Namun dia tidak mengetahui siapa yang menyapa. “Sambil ngaladangan dan mengembalikan uang Rp500, saya jelaskan, kegiatan ini dalam rangka ulang tahun Radar Tasikmalaya ke 4. Saya tidak tahu orang itu. Mungkin dia sering melihat saya saat meliput kegiatan pada di berbagai even,” kata Teten.

Cerita lain kata Teten, ia sempat dikira calon karyawan magang. Saat itu, ia menawarkan koran kepada salah seorang polisi yang bertugas di sana. Teten juga pernah dikira calon penumpang. Beberapa angkot 010 sempat menawarinya. “Mungkin mereka mengira, saya nunggu angkot karena saya bersepatu, juga nenteng komunikator di pinggang,” katanya.

Lain Teten, lain yang dialami kelompok Dede Supriadi di perempatan Sutisna Senjaya. Dede tiba-tiba ditelepon oleh R Hasan Romada manajer PT PLN UPJ Banjar Kota. “Ada acara apa, semua kru Radar turun ke jalan, jualan koran,” kata Dede menirukan pertanyaan Hasan melalui telepon itu.

Rupanya, Hasan sedang berhenti di stopan dan melihat banyak kru Radar sedang jualan. “Saya jelaskan, ini lagi ada acara ualang tahun Radar Tasikmalaya, sudah tradisi setiap tahun menjual koran,” kata Dede dalam teleponnya. “Wah hebat, pantesan Radar hampir ada di sepanjang jalan,” ungkap Dede menirukan. “Ya udah, sukses,” kata Dede menirukan kembali ungkapan Hasan di ujung telepon. Lampu merah bergenti hijau, kendaraan pun laju kembali.

Hal serupa dialami kelompok Ruslan Caxra yang betiga bersama Anep Paoji dan Farid Assifa menjual di Perampatan Mitra Batik. Anep menunjukkan koran ber-headline “Tarif Listrik Progresif Diberlakukan” kepada pengendara mobil sedan. Pengendara sedan itu melambaikan tangan. “Eh ternyata Demi Hamzah. Anggota DPRD Kabupaten Tasikmalaya. Ayo beli kata Saya. Demi bilang, ia tadi juga mau beli. Ni 1000. Eh 1500 dong, kata saya. Demi pun memberikan uang Rp2000,” terangnya menirukan saat jualan koran.

Ia juga bertemu dengan anggota DPRD Kabupaten Tasikmalaya dari PKS, Ucu Dewi Syarifah. Saat menunjukkan koran kepada pengendara lain, ia disapa Ucu yang dibonceng suaminya. “Kok sekarang mah turun ke jalan. Saya jelaskan, ini sedang ulang tahun Radar. Semua awak harus turun, jualan koran. Ia juga akan membeli. Namun saya berikan saja korannya, karena lampu sudah hijau,” kisah dia menjelaskan saat koran keduanya terjual.

Lain lagi dialami Juli yang jualan bersama Tiko Heryanto di perempatan masjid agung. Saat koran ada yang mau beli, malah Juli teriak-teriak. Sambil memegang uang Rp5.000, ia manggil-manggil Tiko, minta kembalian. “Akhirnya ia malah jadi perhatian pengendara, karena teriak-teriak sambil pegang uang,” terang Tiko.

Tentu saja, itu hanya sekelumit cerita yang dialami para pengecer koran dadakan. Memang, setiap hal yang baru selalu diwarnai cerita menarik. (red)





Sabtu, Maret 01, 2008

Ultah Jualan Koran Yuuuk................3

Wartawan desk Tasik Metropolis Hendra tengah memberikan uang kembalian kepada seorang pengendara kijang yang membeli koran Radar Tasikmalaya yang dijualnya di Perempatan Jl Padayungan-Jl Unsil.
Manajer Promosi dan Even Radar Tasikmalaya Abdul Haris beserta krunya Fahrul bersiap menjual koran Radar Tasikmalaya di Perempatan Alun-alun Tasikmalaya.
Kru Layout Radar Tasikmalaya Husni (berseragam) bersiap menjual koran Radar Tasikmalaya.
Kru Lay Out Radar Tasikmalaya Faisal mencoba bergaya terlebih dahulu sebelum mulai menjual koran Radar Tasikmalaya di JL Otista.

Ultah Jualan Koran Yuuuk................2

Wartawan desk Ciamis Teten Jamaludin dengan semangat 45 menawarkan koran Radar Tasikmalaya yang dibawanya kepada para pengendara yang melintas di lampu merah Jl SL Tobing-JL Padayungan.
Manajer Iklan Radar Tasikmalaya Radi Nurcahya bersama wartawan desk kota Amex tengah bersiap menjual koran di lampu merah Jl Doktor Sukardjo-JL Gunung Galunggung. Wartawati desk kota Tina Agustina bergaya ala model saat menjual koran Radar Tasikmalaya di JL Simpang Tiga Doktor Sukardjo dan Cimulu. Koordinator Lay Out Radar Tasikmalaya Midi Tawang bersiap untuk menjual koran Radar Tasikmalaya di Simpangan Jalan Tentara Pelajar-Jalan Rumah Sakit.

Ultah Jualan Koran Yuuuk................

Para awak Radar Tasikmalaya tengah mengambil jatah koran yang akan dijual di sejumlah titik lampu merah di Kota Tasikmalaya. Kegiatan ini digelar dalam rangka ulang tahun Radar Tasikmalaya ke-4 pada 1 Maret 2008. General Manager Radar Tasikmalaya Dadan Alisundana pun turut serta dalam aksi menjual koran di perempatan JL Dokter Sukardjo-JL Gunung Galunggung bersama Pemimpin Perusahaan Acep Aryana dan Manajer Iklan Radi Nurcahya. Heee... susah juga kata ketiganya menjual koran seperti yang biasa dilakukan loper.

Selamat Ulang Tahun ke-4