Jumat, September 04, 2009

Panik, Dua Orang Loncat dari Lantai 2

**Satu Di antaranya Mahasiswa Unsil
TASIK – Kepanikan saat gempa mengguncang Tasikmalaya, memaksa dua warga nekat melompat dari lantai dua. Peristiwa itu terjadi di lokasi berbeda. Yakni dialami salah seorang mahasiswa yang ngekost di Jalan Gunug Roay. Seorang lagi buruh bangunan di RSB Sayang Bunda Jalan Sukalaya 1.

Kejadian pertama dialami Sobur, salah seorang mahasiswa Unsil jurusan PJKR. Saat mengetahui gempa, lelaki yang sedang tidur itu lulungu kemudian meloncat dari kamar kost-nya di lantai dua. Aksi nekat itu mengakibatkan Sobur mengalami patah kaki. Kemudian pria nahas tersebut diboyong rekan-rekannya ke RSUD Tasikmalaya. “Sobur lagi tidur di kamarnya, karena semua panik ingin pada turun, tiba-tiba saja Sobur loncat dari lantai dua,” ungkap Ita salah seorang rekannya yang menunggu Sobur di RSUD.

Lanjut Ita, Sobur harus dirawat karena kondisinya cukup parah. Di tengah kepanikan itu rekan-rekan Sobur pun tak kuasa menahan tangis. Di lokasi berbeda, peristiwa serupa juga terjadi. Yakni dialami Anto, salah seorang buruh bangunan di Rumah Sakit Bersalin Sayang Bunda Jalan Sukalaya I. Beruntung, Anto selamat lantaran mendarat pada tumpukan pasir di sekitar bangunan. Kendati demikian, rekan-rekan Anto serta warga khususnya yang berada di Jalan Sukalaya II (bangunan RSB tembus ke Sukalaya II) semakin kaget. Namun setelah mengetahui Anto selamat, baik rekan-rekan kerja Anto dan warga lega. (tin)

Gempa Tasikmalaya Guncang Jawa

Korban Tewas di Priatim Capai 22 Orang
TASIK – Gempa berkekuatan 7,3 skala richter mengguncang Pulau Jawa, kemarin. Episentrum gempa berada di 142 kilometer barat daya Tasikmalaya. Berdasarkan informasi BMKG, gempa terjadi di kedalaman 30 kilometer.Gempa terjadi pukul 14.55 dan berpusat 8,24 LS-107.32 BT. Selain di Tasikmalaya, guncangan keras diraskan warga di daerah lain. Seperti Banjar, Ciamis, Garut, Bandung, Cianjur, Sukabumi, Jakarta hingga Bali.

Di Kota dan Kabupaten Tasikmalaya, guncangan gempa begitu hebat. Seluruh warga panik dan berhamburan keluar rumah untuk menyelamatkan diri. Begitu pula karyawan pemerintah maupun swasta berlarian keluar dari gedung tempat mereka bekerja.Dari pantauan Radar, gempa terjadi tiga kali. Gempa pertama goncangannya terasa keras dan berlangsung sekitar 5 menit.

Akibatnya, bangunan rumah warga, institusi dan fasilitas umum sebagian rusak dan hancur. Selang beberapa menit kemudian, gempa menggoncang lagi. Namun kali ini tidak terlalu besar. Begitu juga dengan gempa ketiga, goncangan kecil dan berlangsung beberapa detik.Akibat gempa, ribuan rumah rusak dan hancur. Misalnya, di Karangnunggal, berdasar informasi Camat Drs Sunaryo MM, sebanyak 39 rumah rusak berat. Terdiri dari 4 rumah di Desa Cidadap, 13 di Cintawani, 18 di Cibatuireng dan 4 rumah di Cikapinis.Begitupula di Cipatujah, Camat Nazmuddin Aziz menyatakan 50 rumah rusak berat. Terparah di Desa Neglasari. Selain rumah, kantor Kecamatan Cipatujah jebol. “Warga sempat panik dengan adanya isu tsunami. Namun kini sudah ditenangkan,” ujarnya kepada Radar, kemarin.

Di Kecamatan Manonjaya, gempa meluluhlantahkan genting dan atap kanopi depan Masjid Agung Manonjaya. Akibat goncangan itu, wajah masjid bersejarah tersebut sebagian rusak. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut. Sedangkan di Kecamatan Cisayong, menurut data pemerintah setempat, gempa telah menghancurkan 505 rumah. Juga membuat 427 rumah rusak berat dan 414 rusak ringan. Misalnya, di Desa Mekarwangi Kecamatan Cisayong, 118 rumah rusak, terdiri dari 97 sedang dan 67 rusak berat. “Untuk mewanti-wanti adanya kabar gempa susulan, kami imbau warga untuk berjaga-jaga,” terang Oneng, kepala Desa Mekarwangi.Hal sama juga dilakukan nelayan di Kecamatan Cipatujah.

Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Tasikmalaya Dedi Mulyadi menginformasikan, antisipasi kabar adanya gempa susulan, tadi malam kaum pria berjaga di luar rumah. Warga yang dekat dengan laut sudah mengungsi. “Kami juga menginstruksikan seluruh nelayan untuk sementara tidak boleh melaut,” katanya.Bupati Tasikmalaya Drs H Tatang Farhanul Hakim MPd menyatakan di Kabupaten Tasikmalaya untuk sementara akibat gempa, 3.771 rumah rusak. Dengan rincian 1.356 rumah rusak berat dan 2.415 rumah rusak ringan. Juga masjid rusak berat 13 dan ringan 4. “Untuk sementara, terparah di Kecamatan Cigalontang, 150 rumah rusak parah. Sekarang (tadi malam) kami memantau ke sana (Cigalontang),” ujarnya kepada Radar, tadi malam.

Gempa juga, lanjut Tatang, menyebabkan 6 orang meninggal dan 22 luka-luka serta 8 shock berat. Namun korban meninggal yang terdata baru dua orang. Yakni Yuliana (12) warga Kampung Cibiru Desa Karangmukti Salawu dan Hendra (7) warga Desa Sukasetia Kecamatan Cisayong.Untuk penanggulangan korban gempa, kata dia, pemerintah melakukan upaya tanggap darurat. Antara lain, pendirian tenda-tenda khusus di beberapa kecamatan, yakni Cigalontang, Pancatengah, Sodonghilir, Bojonggambir dan Cisayong.“Untuk yang rumahnya rusak, kami baru memberikan tanggap darurat, yakni memberikan bantuan makanan. Sedangkan untuk penanggulangan, besok (hari ini, red) kami akan rapat koordinasi,” terangnya.

Bencana gempa juga meluluhlantahkan sebagian bangunan di Kota Tasikmalaya dan menewaskan dua warga, yakni Wisnu (7,5 tahun) warga Sukasetia Kelurahan Sukaasih Kecamatan Purbaratu dan Irah (45) warga Kelurahan Setianegara Kecamatan Cibeureum.Adapun korban yang rumahnya rusak berat, yakni di Kecamatan Tamansari sebanyak 138 unit dan Purbaratu 8 unit dan Cibeureum 9 unit. Sedangkan di Tamansari, 9 rumah Perum Griya Tamansari rata dengan tanah dan 1 masjid Arrahmah kubahnya hancur. Rumah rusak akibat gempa juga terjadi di Ampera Kelurahan Panglayungan Kecamatan Cipedes. Sebanyak tiga rumah warga rusak. Sedangkan di Jalan Dr Sukarjo, mes Dahana rusak dan gedung NU sebagian rusak. Fasilitas lainnya juga rusak berat. Seperti Balai Kota Tasikmalaya, dinding tembok di hampir semua ruangan retak. Tiang penyangga gedung pun bergeser. Selain itu, sejumlah fasilitas umum seperti ATM, puskesmas, pesantren, kantor kelurahan, kos-kosan, bengkel dan lainnya sebagian ikut rusak.

Kerugian sementara diprediksi sekitar Rp500 juta. Di Ciamis, akibat gempa, bangunan Yogya Toserba retak, kantor pajak Ciamis hancur dan gedung SD retak. Selain itu, rumah di hampir 36 kecamatan mengalami rusak ringan dan berat. Di antaranya, di Dusun Cikole Wetan Desa Cijulang Kecamatan Cihaurbeuti, sebanyak 60 rumah rusak. sedangkan korban meninggal sebanyak dua orang, yakni H Marhamah (75) warga Cikole, Anewi (80) warga Dusun Kersaratu Desa Sindangjaya Kecamatan Mangunjaya, dan Pendeta Jr Falit (62) warga Banjarsari.Di Kecamatan Padaherang, menurut petugas Satpol PP Suratman, hingga pukul 22.15 baru tiga desa yang terdata kerusakan rumah warganya. Yakni Desa Sindangwangi 1 rumah ambruk, 7 rusak berat dan 52 rusak ringan. Desa Paledah, 2 rumah ambruk, 19 rumah rusak berat dan 36 rusak ringan. Sedangkan di Desa Bojongsari, 2 rumah ambruk, 7 rusak berat dan 6 rusak ringan.Kerusakan akibat gempa terparah terjadi di Kecamatan Banjarsari.

Data sementara Pemerintah Kecamatan Banjarsari hingga pukul 22.45 menyebutkan kerusakan akibat gempa terjadi di 11 desa dari 22 desa. Yakni 27 rumah hancur, 295 rusak berat dan 333 rumah rusak ringan. Juga 6 fasilitas ibadah dan 4 sarana pendidikan.“Itu baru sementara. Kemungkinan rumah rusak bertambah. Kami sedang menunggu laporan lanjutan dari desa lainnya,” jelas Camat Banjarsari Drs Uga Yugaswara MSi Sementara di Kota Banjar, dari pantauan Radar, saat gempa seluruh pusat perdagangan sempat tutup, termasuk Pasar Banjar.

Mereka panik karena mendengar informasi akan terjadinya gempa susulan.Akibat gempa, satu toko di Jalan Peta dan beberapa rumah ambruk. Selain itu, gedung DPRD baru yang belum rampung mengalami rusak. Juga kantor Pos Kota Banjar ambruk. Belum ada kabar korban, hanya tiga warga mengalami luka ringan dan berat akibat tertimpa reruntuhan.Data Polisi Resor Kota (Polresta) Banjar menyebutkan, rumah rusak berat mencapai 35 unit dan rusak ringan 141 unit. Tidak ada korban jiwa, hanya dua orang mengalami luka ringan dan satu orang luka berat.

Sedangkan di Garut, korban meninggal akibat gempa sebanyak 10 orang. Terdiri dari 6 orang di Cikelet, 2 Pameungpeuk, dan dua masing-masing di Cisompet dan Peundeuy.Korban meninggal yang baru teridentifikasi, yakni Ahmud (50) Kampung Neglasari Desa/Kecamatan Cisompet, Cepi bin Ade (6) warga Kampung Pabuaran 01/02 Desa Mancagahar Kecamatan Pamengpeuk, Novi Susilawati (16) warga kampung Kiarakohok 01/05 Desa Pamalayan Kecamatan Cikelet, dan Sahrio (70) warga Kecamatan Peundeuy. Dan korban luka ringan serta berat sebanyak 35 orang.Selain korban jiwa, gempa juga menyebabkan ribuan rumah rusak berat. Data sementara Pemerintah Kabupaten Garut pukul 23.45 menunjukkan, 1.161 rusak berat, 544 rusak sedang, 1.296 rusak ringan. Juga tiga sekolah hancur. Antara lain, MI Limbangan, SD Purbayani Kecamatan Caringin, dan SD Cisompet. Gempa juga menyebabkan 20 masjid rusak ringan dan 36 rusak berat.

PANGDAM TINJAU LOKASI GEMPA
Sementara itu pada hari itu juga, Pangdam III/Siliwangi Mayjen TNI Rasyid Qurnaen Aquary, mengunjungi korban gempa di Cisayong Kabupaten Tasikmalaya. Namun sebelumnya, Pangdam terlebih dahulu meninjau rumah sakit darurat milik Rumah Sakit Jasa Kartini dan Posko Bencana Gempa Kodim 0612 di Makodim 0612 Tasikmalaya.Pangdam menyebutkan berdasar data di Posko Bencana Gempa hingga pukul 10.30, jumlah korban meninggal dunia di wilayah Korem 062/ Tarumanegara sebanyak 38 jiwa.

“Luka berat 259 dan luka ringan 49. Sementara untuk rumah yang rusak berat 955, dan rusak ringan 975,” ujarnya kepada Radar, tadi malam.Bagi korban rumah rusak, Pangdam juga menyiapkan bantuan beras. ”Kita sudah siapkan beras. Mungkin nanti kita akan drop dulu di sini (Posko Bencana) atau di tempat lain, sebelum nanti kita sebarkan ke lokasi korban gempa,” jelasnya.

Ditambahkan dia, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Gubernur Jabar Ahmad Heryawan untuk memberikan bantuan beras dan mi instan ke korban bencana. “Gubernur sudah siap beras dan mi rebus,” tambahnya. (dir/uym/rip/tin/bmp/isr/one/ari/sep)