Kamis, Februari 07, 2008

Pileuleuyan Cipedes I/44


Tanpa harapan, manusia tidak bisa bertahan hidup. Sekalipun Cuma sedetik! Kata-kata Bang Zay—sahabat sekaligus Saya anggap guru kehidupan—terngiang terus. Saya biarkan terus terngiang…terngiang…dan terngiang.

Lalu, Juni 2006, wartawan dan karyawan Radar kumpul bersama di markas kami selama ini: Jalan Cipedes I No 44. Bersama-sama kami evaluasi perkembangan perusahaan. Saling curahkan isi pikiran dan hati soal masa depan Radar. Akhirnya, kami sehati untuk mengikrarkan harapan bersama: membeli tanah untuk membangun kantor sendiri!
Demikian dahsyatnya kekuatan sebuah harapan bersama itu. Saya sendiri yang mengalaminya seperti mimpi. Dalam tempo 8 (delapan) bulan, sebidang tanah di Jalan SL Tobing --seluas sekitar 800 meter persegi-- mampu kami beli. Kini, setahun pasca dibeli, di atas tanah itu berdiri megah gedung berlantai dua. Subhanallah, harapan bersama benar-benar terwujud. Kami memiliki kantor sendiri!
Meski bangunannya belum seratus persen selesai, sebagian aktivitas Radar sudah dialihkan ke kantor baru. Paling awal percetakan, bulan Oktober 2007 sudah beroperasi di sana. Menyusul redaksi yang mulai besok, Minggu (3/2), pindah total. Hanya iklan dan pemasaran yang masih bertahan di Cipedes sampai beberapa hari lagi.
Tadi malam, merupakan malam terakhir aktivitas redaksi di Cipedes. Saya dan redaktur yang sudah beres tugas, santai di ruang tv. “Kita foto bersama dulu. Besok kan pindah,” ajak Charles, redaktur foto. Gayung bersambut, semua oke. Malah pracetak yang lagi mempercantik bakal halaman, tuturubun keluar dari ruang kerjanya. “Terakhir yeuh,” celetuk Midi, koordinator pracetak.
Ramai-ramailah kami berpose. ”Bagusnya sambil melambai tangan. Kan selamat tinggal,” saran Tiko, redaktur metropolis yang memilih jadi pemotret. Kami pun ikut kata dia: berpose sambil ngadadahan.
Ya, ngadadahan segala kenangan suka dan duka. Ngadadahan masa-masa awal menerbitkan koran lokal harian. Ngadadahan rasa pesimistis yang sudah dicabik-cabik kekuatan harapan bersama. Kami semua hanya bisa berucap: Alhamdulillah. Sebagai ungkapan terima kasih kepada Sang Maha Kaya, Allah SWT. Yang telah mengabulkan harapan bersama kami.
Kini, kami semua semakin yakin. Bahwa tak terbantahkan: di dunia ini tiada yang abadi. Seperti juga keberadaan Radar Tasikmalaya di Jalan Cipedes I No. 44. Setelah empat tahun jadi markas besar, akhirnya ditinggalkan. Sejak Kamis (1/2), kami sudah mitembian pindah. Dan hari Minggu, 3 Februari 2008, seluruh aktivitas Radar—beralih ke kantor baru di Jalan SL Tobing No 99 Tugu Jaya. Kecuali divisi pemasaran dan iklan, paling lama seminggu masih berkantor di Cipedes I/44.
Dan yang paling kami sadari, Radar eksis dan besar karena ada ruang di hati masyarakat Priangan Timur. Khususnya pembaca setia Radar. Mulai masyarakat Garut-Tasikmalaya-Ciamis-Banjar. Kantor baru kami itu juga, hakekatnya hadiah dari anda semua. Terima kasih, pembaca. Insya Allah kita akan selalu bersama. Pileuleuyan kantor Cipedes! (dadan alisundana)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar