Penyelidikan Kasus Kematian Munir
JAKARTA – Penemuan soft copy surat dari Waka BIN M As’ad kepada terpidana kasus Munir, Pollycarpus Budihari Priyanto, tak serta merta menyeret orang nomor dua di tubuh telik sandi itu dengan kasus Munir. Apalagi langsung melibatkan Kepala BIN --saat itu-- Jenderal (pur) Hendropriyono. Alasannya, surat dari As’ad bukan perintah untuk membunuh.
Posisi As’ad yang berada di atas mantan deputi V/Penggalangan Mayjen (pur) Muchdi Purwoprajono, yang telah ditetapkan sebagai tersangka, memunculkan desakan bahwa kasus Munir tidak hanya pada level Muchdi. Kasus itu juga mengenai pejabat di atasnya. ”Tapi, surat itu kan bukan surat untuk membunuh? Itu hanya surat dinas biasa yang bisa jadi disalahgunakan,” kata Wakapolri Komjen Pol Makbul Padmanagara usai upacara kenaikan pangkat di Mabes Polri kemarin.
Jenderal polisi bintang tiga itu sempat memegang kasus ini saat menjabat Kabareskrim. ”Yang terjadi pada kasus Munir itu hanya di level individu karena hukum itu mengatur barang siapa. Namun, bukan berarti kasus ini (pelakunya) hanya satu orang,” imbuhnya.
Lalu mengapa As’ad tidak dimintai keterangan soal suratnya itu? ”Kata siapa, belum?” jawab Makbul. Dia meminta supaya semua pihak menunggu perkembangan kasus ini di pengadilan kelak.
Begitu pula sikap Kapolri Jenderal Pol Sutanto saat ditanya soal posisi Hendropriyono. ”Dia (Hendro) diperiksa karena apanya? Terlibat di mananya?” ujar jenderal bintang empat itu.
Dia meminta setiap pihak tidak mengembangkan opini yang menyesatkan. ”(Media) jangan mengadili seseorang tanpa proses pengadilan. Bagaimana kalau hal ini menimpa keluarga kita?” imbuhnya. Karena tidak terlibat, Hendro tak akan dimintai keterangan oleh polisi.
Penyelidikan kasus Munir bergairah kembali setelah polisi menetapkan Muchdi sebagai tersangka dalam kasus yang terjadi pada 7 September 2004 itu. Penahanan Muchdi dilakukan setelah korps baju cokelat itu menggenggam sejumlah bukti dan kesaksian baru.
Salah satunya soft copy surat dari As’ad yang ditujukan pada mantan Dirut Garuda Indra Setiawan yang isinya meminta Pollycarpus ditugasi sebagai corporate security di pesawat. (naz/nw)
Kamis, Juni 26, 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
terimakasih gan buat infonya
BalasHapusmakasih gan infonya sangat bermanfaat sekali,,
BalasHapusInfonya cukup menarik gan, terimakasih dan sukses selalu ya
BalasHapusterimakasih infonya, sukses terus ya
BalasHapusmakasih infonya dan ditunggu ya updatean terbarunya
BalasHapusterimakasih infonya gan, artikelnya sangat bermanfaat sekali gan
BalasHapusartikelnya sangat bagus sekali gan, sukses terus ya buat blognya, dan kapan-kapan mampir juga dong ke blog saya ..
BalasHapusmakasih buat infonya, sangat bermanfaat sekali, dan sukses terus buat blog nya .
BalasHapusinfonya sangat menarik sekali gan, sukses selalu ya buat blog nya
BalasHapusterimakasih infonya, semoga sukses selalu dan mampir juga ya ke blog saya
BalasHapusartikelnya sangat menarik sekali, sukses selalu ya buat blog nya.Kapan - kapan mampir juga ya ke blog saya
BalasHapusartikelnya oke banget gan, semoga sukses selalu ya
BalasHapusmakasih banyak buat infonya, sukses terus deh buat artikelnya
BalasHapusArtikelnya sangat menarik, sukses terus ya buat blognya, kapan-kapan mampir juga dong ke blog saya
BalasHapusartikelnya menarik sekali gan, semoga sukses selalu ya
BalasHapusinfonya sangat menarik sekali, semoga sukses selalu ya
BalasHapusTerimakasih infonya gan, sangat menarik dan bermanfaat sekali..http://goo.gl/MiRYvk
BalasHapus