Kisah Keluarga Korban Gempa 7,3 Skala Richter
Raut muka lelaki tua itu menyisakan kesedihan yang mendalam. Mukanya sayu, gaya bicaranya pelan. Sesekali nada bicaranya bergetar.
Usep Saeffulloh, Kota Tasikmalaya
Rabu lalu, Zaenal dan istrinya, Yuyun (50) tengah istirahat di rumahnya, di RT 01/01 Awi Liar Kelurahan Singkup Kecamatan Purbaratu Kota Tasikmalaya. Ketika gempa mengguncang hebat, ia bersama sang istri lari tunggang langgang meninggalkan rumahnya. Dia bersama sang istri langsung menuju sawah yang tak jauh dari tempat tinggalnya. ”Saya langsung lari sambil menggendong Ema (panggilan Zaenal kepada ibunya) yang sedang sakit,” ujar Zaenal dengan mimik muka yang juga masih tetap sayu.
Raut muka lelaki tua itu menyisakan kesedihan yang mendalam. Mukanya sayu, gaya bicaranya pelan. Sesekali nada bicaranya bergetar.
Usep Saeffulloh, Kota Tasikmalaya
Rabu lalu, Zaenal dan istrinya, Yuyun (50) tengah istirahat di rumahnya, di RT 01/01 Awi Liar Kelurahan Singkup Kecamatan Purbaratu Kota Tasikmalaya. Ketika gempa mengguncang hebat, ia bersama sang istri lari tunggang langgang meninggalkan rumahnya. Dia bersama sang istri langsung menuju sawah yang tak jauh dari tempat tinggalnya. ”Saya langsung lari sambil menggendong Ema (panggilan Zaenal kepada ibunya) yang sedang sakit,” ujar Zaenal dengan mimik muka yang juga masih tetap sayu.
Dia memilih sawah sebagai tempat untuk menyelamatkan diri karena dianggap paling aman. “Karena tidak ada bangunan apa-apa,” tambahnya. Sesampainya di sawah, Zaenal bertemu dengan dua anak perempuannya yang juga ikut menyelamatkan diri. Dialah Nia Kurniasih, anak tertuanya dan Uun, anak keduanya. Kedua anaknya itu pada saat menyelamatkan diri tidaklah sendirian. Mereka membawa anak-anak mereka. Baik yang masih balita maupun yang beranjak remaja. ”Semua warga di sini menyelamatkan diri ke sawah. Termasuk kedua anak saya yang membawa anak-anakanya. Waktu itu saya merasa sedikit tenang karena melihat anak saya bisa menyelamatkan diri. Saya lihat cucu-cucu saya juga bisa selamat,” kenang dia.
Rasa tenang baru terganggu ketika secara mendadak Nia terjatuh dan tak sadarkan diri. Posisi yang paling dekat dengan Nia adalah keduanya. Uun malah teriak histeris ketika sang kakak terjatuh pingsan.
”Saya berteriak melihat teteh (kakak) pingsan. Namun orang-orang saat itu tidak ada yang menghiraukan. Karena mereka sedang sibuk menyelamatkan diri, akibat guncangan yang besar sekali,” papar dia.
”Saya berteriak melihat teteh (kakak) pingsan. Namun orang-orang saat itu tidak ada yang menghiraukan. Karena mereka sedang sibuk menyelamatkan diri, akibat guncangan yang besar sekali,” papar dia.
Ketika Nia mau pingsan dirinya hanya bisa melongo. “Karena saya juga menggendong anak saya yang berusia tiga tahun. Sedangkan teteh membawa anaknya yang yang lima tahun. Saya minta anak teteh yang tertua untuk mengambil adiknya,” tutur Uun dengan mata yang masih saja sembab. Setelah itu dia bergerak menolongnya. ”Teteh sempat muntah-muntah tiga kali. Ssebelum pingsan, dia ngomong pusing setelah terimpa genting ketika akan menyelamatkan anaknya yang sedang tertidur,” terang Uun.
Uun sempat melihat memang gigi kakaknya patah dan berdarah. ”Sambil menangis saya membaringkan kakak saya di galengan (pematang sawah). Sedangkan Mak Yuyun (ibundan Nia dan Uun) memegangi kepala teteh,” paparnya. Tak lama kemudian, Nia kejang-kejang dan akhirnya pingsan. “Saya teriak-teriak lagi,” ujarnya dengan mimik muka yang masih bersedih. Tak sampai lima menit, Nia menghembuskan nafas terakhirnya. Melihat kedua anaknya yang tengah kesusahan, Zaenal membawa Nia ke Pos Kamling. ”Saya panggil bidan dan mantri untuk memeriksa anak saya. Ternyata anak saya sudah meninggal,” ungkap Zaenal seraya menunudukkan kepalanya. Tak ayal lagi, tangis pun pecah membahana di Pos Kamling berukuran 1,5 meter persegi itu. ”Anak saya langsung dijepatkeun (disemayamkan) di rumah tetangga,” ujar Zaenal.
Pihak keluarga memutuskan untuk memakamkan Nia Kurniasih. Cerita Zaenal, Nia dimakamkan tepat pukul 22.30 di kebun milik Zaenal, di Bengkok, di dekat tebing Sungai Cikalang.
”Saya sengaja memilih di kebun saya. Karena kalau di makam umum, biasanya bekas kuburan orang lain. Saya tidak mau,” ujarnya ketika dia bersama cucu dan kerabatnya mengantar Radar melihat makam Nia.
Dengan dibatasi batu sungai, makam Nia jauh dari kesan umumnya makam di Kota Tasikmalaya. Biasanya di atas makam yang masih merah dipenuhi dengan bunga-bunga. Namun di atas makam Nia, hanya sedikit bunga yang menghiasinya.
Setelah ia berdoa untuk anak sulungnya itu, Zaenal mengutarakan isi hatinya. ”Walau anak saya sudah besar dan berumah tangga, namun rasa sayang tidak pernah luntur. Saya terasa disambar petir di siang hari. Saya amat sakit,” ujarnya seraya bergerak meninggalkan makam Nia. ”Kata Pak Ajengan, anak saya itu mati syahid karena meninggal ketika melaksanakan shaum (puasa). Mudah-mudahan Allah SWT menerima ibadahnya,” ujarnya seraya berpisah dengan Radar di belokan kecil pesawahan yang tak jauh dari makam Nia. ()
perjuangan seorang ibu memang luar biasa
BalasHapusmakasih buat infonya
BalasHapusmakasih gan infonya sangat bermanfaat sekali,,
BalasHapusInfonya cukup menarik gan, terimakasih dan sukses selalu ya
BalasHapusmakasih, infonya sangat bermanfaat sekali gan,,
BalasHapusterimakasih infonya, sukses selalu
BalasHapusmakasih infonya dan ditunggu ya updatean terbarunya
BalasHapusterimakasih infonya gan, artikelnya sangat bermanfaat sekali gan
BalasHapusartikelnya sangat bagus sekali gan, sukses terus ya buat infonya , dan kapan-kapan mampir juga dong ke blog saya ..
BalasHapusmakasih buat infonya, sangat bermanfaat sekali, dan sukses terus buat blog nya .
BalasHapusinfonya sangat menarik sekali gan, sukses selalu ya buat blog nya
BalasHapusartikelnya menarik sekali, sukses selalu gan buat artikelnya,
BalasHapusmakasih buat infonya, semoga sukses selalu
BalasHapusterimakasih infonya, semoga sukses selalu dan mampir juga ya ke blog saya
BalasHapusartikelnya sangat menarik sekali, sukses selalu ya buat blog nya.Kapan - kapan mampir juga ya ke blog saya
BalasHapusartkelnya sangat menarik gan, di tunggu ya update an terbarunya
BalasHapusartikelnya oke banget gan, semoga sukses selalu ya
BalasHapusmakasih banyak buat infonya, sukses terus deh buat artikelnya
BalasHapusArtikelnya sangat menarik, sukses terus ya buat blognya, kapan-kapan mampir juga dong ke blog saya
BalasHapusartikelnya menarik sekali gan, semoga sukses selalu ya
BalasHapusMakasih infonya gan, semoga sukses selalu ya http://goo.gl/mAhfdw
BalasHapusinfonya sangat menarik dan bermanfaat sekali, semoga sukses selalu ya http://goo.gl/ONx6Aa
BalasHapusInfonya cukup menarik dan sangat bermanfaat gan, makasih ya, semoga sukses selalu http://goo.gl/peIF9c
BalasHapusterima akasih atas informasinya http://goo.gl/nhWZ0w
BalasHapus