Kisah Keluarga Korban Gempa di Cikelet
Bermaksud menyelamatkan diri dari ancaman rumah ambruk, Novi (16) lari ke luar rumah. Namun usaha dara yang tinggal di Kampung Kiarakohok Desa Pamalayan Kecamatan Cikelet, itu malah menemui ajalnya. Sebab rumah milik tetangganya ambruk ketika dia berusaha menyelamatkan diri.
Ari Maulana K
Cikelet
Goncangan gempa berkekuatan 7,3 skala richter membuat panik semua warga termasuk di Kecamatan Cikelet. Warga berhamburan menyelamatkan diri keluar rumah khawatir rumah mereka ambruk.
Usaha itu pula yang dilakukan korban Novi, yang tewas dalam musibah ini. Ia tertimpa bangunan rumah yang berada di depan rumahnya, milik Aan, ketika berada di luar.
Bermaksud menyelamatkan diri dari ancaman rumah ambruk, Novi (16) lari ke luar rumah. Namun usaha dara yang tinggal di Kampung Kiarakohok Desa Pamalayan Kecamatan Cikelet, itu malah menemui ajalnya. Sebab rumah milik tetangganya ambruk ketika dia berusaha menyelamatkan diri.
Ari Maulana K
Cikelet
Goncangan gempa berkekuatan 7,3 skala richter membuat panik semua warga termasuk di Kecamatan Cikelet. Warga berhamburan menyelamatkan diri keluar rumah khawatir rumah mereka ambruk.
Usaha itu pula yang dilakukan korban Novi, yang tewas dalam musibah ini. Ia tertimpa bangunan rumah yang berada di depan rumahnya, milik Aan, ketika berada di luar.
Selain Novi yang tertimpa, saudaranya Marni (20) Iyan (10) juga ikut tertimpa bangunan itu. Marni dan Iyan mengalami luka berat. Setelah gempa reda, ketiganya langsung ditolong warga. Kemudian dilarikan ke Puskesmas Pameungpeuk. Nahasnya, luka yang diderita Novi cukup serius. Nyawa Novi pun tidak tertolong lagi. “Novi lari keluar rumah untuk menghindari gempa, setelah berada di luar ternyata malah tertimpa rumah tetangga,” jelas Linda (40) tetangga korban kepada Radar kemarin.
Hingga Kamis (3/9) siang, reruntuhan rumah yang menimpa Novi masih berserakan. Bercak darah yang mulai mengering tercecer di sekitar bangunan ambruk tersebut. Warga sendiri masih shock dan memilih meninggalkan rumahnya masing-masing. Kini warga tinggal bersama-sama di tenda pengungsian yang ada di pesawahan kering, tidak jauh dari rumah mereka.
Korban lainnya yang ada di Kampung Kiarakohok Desa Pamalayan adalah Erat (61). Wanita renta ini menderita luka berat di bagian kepala akibat tertimpa reruntuhan rumahnya sendiri. Janda tua yang tinggal sendiri di gubuk kecilnya itu tidak mampu berlari ketika gempa terjadi. “Ibu saya tertimpa tembok rumah dan mendapatkan 12 jahitan di kepala. Saat ini masih mendapatkan perawatan di Puskesmas Pameungpeuk,” jelas Erna anak dari Erat yang tinggal bersama keluarganya tidak jauh dari rumah Erat.
Erna mengungkapkan, sehari-harinya ibunya tinggal seorang diri. Sementara Erna tinggal tidak jauh dari rumah ibunya. Biasanya, setiap hari selalu dijenguk. Duka juga dirasakan oleh Ami (55) yang sehari-hari dikenal warga setempat sebagai paraji. Warga Kompleks Nelayan Desa Pamalayan ini harus kehilangan suami tercintanya, Amud, yang telah puluhan tahun menemaninya.
Ami menuturkan, saat gempa dirinya keluar dari rumah membawa cucunya yang masih balita. Saat itu suaminya membuntutinya keluar dari rumah. Meski hanya beda beberapa detik, saat berada di luar pintu rumah tiba-tiba saja bagian depan rumahnya ambruk. Saat itu, suaminya terkubur reruntuhan rumahnya.
“Hanya terlambat beberapa detik saja. Saya sudah mengajak suami keluar rumah. Saat itu saya membawa cucu,” lirihnya saat menceritakan kejadian tersebut kepada Bupati Garut Aceng HM Fikri.
Mengetahui suaminya tertimpa bangunan, Ami sempat berusaha memberikan pertolongan. Sayangnya luka yang diderita Amud cukup berat di bagian perut. Bahkan beberapa tulang tubuhnya patah. Amud menghembuskan nafas terakhir di rumahnya. Rentetan musibah yang menimpa masing-masing warga membuat mereka masih trauma. Bahkan Erna --yang ibunya menderita luka berat-- setiap kali mendengar suara gemuruh, sekujur tubuhnya gemetar. Dia mengaku lemas karena ketakutan. “Subhanallah..sangat mengerikan,” sahut Erna.
Sementara itu, Menteri Sosial Bachtiar Chamsyah saat mengunjungi korban gempa menegaskan, pemerintah telah menyediakan uang duka bagi yang anggota keluarganya meninggal dunia. Sementara mereka yang mendapat perawatan di rumah sakit, biaya pengobatan ditanggung pemerintah. (*)
turut prihatin
BalasHapusmakasih buat infonya gan
BalasHapusmakasih gan infonya sangat bermanfaat sekali,,
BalasHapusInfonya cukup menarik gan, terimakasih dan sukses selalu ya
BalasHapusmakasih, infonya sangat bermanfaat sekali gan,,
BalasHapusterimakasih infonya, sukses selalu
BalasHapusmakasih infonya dan ditunggu ya updatean terbarunya
BalasHapusterimakasih infonya gan, artikelnya sangat bermanfaat sekali gan
BalasHapusartikelnya sangat bagus sekali gan, sukses terus ya buat infonya , dan kapan-kapan mampir juga dong ke blog saya ..
BalasHapusmakasih buat infonya, sangat bermanfaat sekali, dan sukses terus buat blog nya .
BalasHapusinfonya sangat menarik sekali gan, sukses selalu ya buat blog nya
BalasHapusartikelnya menarik sekali, sukses selalu gan buat artikelnya,
BalasHapusmakasih buat infonya, semoga sukses selalu
BalasHapusterimakasih infonya, semoga sukses selalu dan mampir juga ya ke blog saya
BalasHapusartikelnya sangat menarik sekali, sukses selalu ya buat blog nya.Kapan - kapan mampir juga ya ke blog saya
BalasHapusartkelnya sangat menarik gan, di tunggu ya update an terbarunya
BalasHapusartikelnya oke banget gan, semoga sukses selalu ya
BalasHapusmakasih banyak buat infonya, sukses terus deh buat artikelnya
BalasHapusArtikelnya sangat menarik, sukses terus ya buat blognya, kapan-kapan mampir juga dong ke blog saya
BalasHapusartikelnya menarik sekali gan, semoga sukses selalu ya
BalasHapusinfonya sangat menarik sekali, semoga sukses selalu ya
BalasHapusmakasih buat info-infonya, semoga sukses selalu ya http://goo.gl/lMG3uB
BalasHapusMakasih infonya gan, semoga sukses selalu ya http://goo.gl/mAhfdw
BalasHapusinfonya sangat menarik dan bermanfaat sekali, semoga sukses selalu ya http://goo.gl/ONx6Aa
BalasHapusTerimakasih infonya gan, sangat menarik dan bermanfaat sekali..http://goo.gl/MiRYvk
BalasHapus