LEUWIGOONG GARUT– Nekad. Ya kalimat itu tepat ditujukan kepada siswa sekolah menengah pertama (SMP) yang melakukan aksi vandalismne pasca-pengumuman hasil ujian nasional, kemarin.
Pasalnya, jauh-jauh hari, pihak sekolah sudah mewanti-wanti para siswanya agar tidak melakukan aksi corat-coret saat merayakan kelulusan.
Begitu pula, para siswa nekad mengacuhkan peraturan lalu lintas dengan menggelar konvoi kendaraan roda dua meskipun belum cukup umur untuk memiliki surat izin mengemudi (SIM).
Pantauan Radar di lapangan, setelah puas melakukan aksi corat-coret dengan cat ke sekujur tubuh, para pelajar langsung menggabungkan diri dengan pelajar dari sekolah lain untuk menggelar konvoi bersama. Dengan bebasnya, mereka terlihat asyik berputa-putar jalan di wilayah Garut Utara dengan mengabaikan keselamatannya maupun pengguna jalan lain. Selain banyak yang tidak pakai helm, tidak sedikit pula yang berboncengan lebih dari dua orang.
Di tempat terpisah, Wakil Kepala Sekolah SMPN I Leuwigoong Aman Widia mengungkapkan bila ada siswanya ikut dalam aksi tersebut, bukan lagi tanggung jawab sekolah. “Kami telah berusaha mengingatkan pelajar agar menghindari aksi corat-coret. Dan itu, kami lakukan setiap hari saat mereka masih sekolah,” katanya.
Hal senada diungkapkan Wakil Kepala SMPN I Cibatu Rohmanudin SPd. Menurut dia, pihaknya sudah berusaha maksimal mengarahkan siswanya untuk tidak berbuat brutal. “Kami tidak mendapatkan laporan adanya siswa yang melakukan aksi corat-coret, kalaupun ada, mungkin hanya sebagian kecil saja,” tuturnya. (nal)
Pasalnya, jauh-jauh hari, pihak sekolah sudah mewanti-wanti para siswanya agar tidak melakukan aksi corat-coret saat merayakan kelulusan.
Begitu pula, para siswa nekad mengacuhkan peraturan lalu lintas dengan menggelar konvoi kendaraan roda dua meskipun belum cukup umur untuk memiliki surat izin mengemudi (SIM).
Pantauan Radar di lapangan, setelah puas melakukan aksi corat-coret dengan cat ke sekujur tubuh, para pelajar langsung menggabungkan diri dengan pelajar dari sekolah lain untuk menggelar konvoi bersama. Dengan bebasnya, mereka terlihat asyik berputa-putar jalan di wilayah Garut Utara dengan mengabaikan keselamatannya maupun pengguna jalan lain. Selain banyak yang tidak pakai helm, tidak sedikit pula yang berboncengan lebih dari dua orang.
Di tempat terpisah, Wakil Kepala Sekolah SMPN I Leuwigoong Aman Widia mengungkapkan bila ada siswanya ikut dalam aksi tersebut, bukan lagi tanggung jawab sekolah. “Kami telah berusaha mengingatkan pelajar agar menghindari aksi corat-coret. Dan itu, kami lakukan setiap hari saat mereka masih sekolah,” katanya.
Hal senada diungkapkan Wakil Kepala SMPN I Cibatu Rohmanudin SPd. Menurut dia, pihaknya sudah berusaha maksimal mengarahkan siswanya untuk tidak berbuat brutal. “Kami tidak mendapatkan laporan adanya siswa yang melakukan aksi corat-coret, kalaupun ada, mungkin hanya sebagian kecil saja,” tuturnya. (nal)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar