BANJAR - Kenaikan harga minyak goreng di Kota Banjar menembus level Rp 12000/kg atau harga tertinggi sepanjang kenaikan harga minyak goreng. Pada tahun 2007 saja kenaikan hanya mencapai level Rp 10.500/kg. Kenaikan itu tentu saja membuat para pengusaha makanan olahan kelimpungan. Tidak hanya itu para ibu rumah tangga juga khawatir dengan kenaikan harga itu.
“Minyak goreng merupakan kebutuhan sehari-hari, kalau harga terus naik kami sulit untuk mencari alternatif. Memangnya mau menggoreng dengan lemak sapi,” ujar Ny Desi salah seorang ibu rumah tangga di kawasan Cibulan.
Menurut Nuryati pedagang eceran minyak goreng di Pasar Banjar, harga minyak goreng sejak awal hJanuri ini terus merangkak. Harga terendah terakhir Rp8200/kg. Dalam tempo satu bulan harga di grosir sudah mencapai 11.000/kg sedangkan di tingkat eceran dijual Rp12.000/kg.
“Saya tak tahu penyebab kenaikan sampai mencapai Rp11.000/kg. Persediaan minyak juga tak pernah kurang,” ujarnya.
Kenaikan harga itu kata Nuryati tidak menguntungkan pedagang. Sebab untuk membeli minyak dari agen juga dibutuhkan modal besar. Artinya keuntungan yang didapatkan sangat kecil.
“Kalau sudah begini lama-lama malas dagang minyak goreng, untungnya juga paling Rp100/kg,” tandasnya.
Sementara itu salah seorang warga banjar Ny Dede Tiwah warga Dusun Wargamulia Purwaharja mengaku sangat berat dengan kenaikan harga yang tak terjangkau. “Bibi mah heran minyak goreng hargana nepi ka Rp11-12rebu. Kunanon atuh pamarentah naekeun harga terus (Bibi heran minyak goreng sampai mencapai Rp11 ribu, kenapa pemerintah menaikan harga terus,” ujarnya.(bmp)
Sabtu, Januari 19, 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar