Sabtu, Januari 19, 2008

Harga Sembako tak Terkendali

TAROGONG – Melejitnya harga minyak goreng (migor) di pasaran semakin membuat warga menjerit. Betapa tidak, dalam sepekan ini, kenaikan harga migor terus berlangsung. Harga yang dipatok bervariasi mulai Rp10.400 - Rp10.500/kg. Di pihak lain, Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Penanaman Modal (Disperindag dan PM) masih kebingungan menghadapi lonjakan salah satu kebutuhan bahan pokok ini.

Bukan hanya migor, masyarakat maupun pemerintah daerah makin dibingungkan dengan kenaikan harga-harga sembako lainnya.Seperti beras dan terigu. Harga beras naik sekitar Rp200 - Rp300/kg. “Minyak goreng belum beres, kini harga beras, terigu dan telur naik,” ujar Kabid Perdagang Disperindag Kabupaten Garut Drs H Suhardiman ketika ditemui Radar di ruang kerjanya, Jumat (18/1).

Kata dia, tahun lalu gagal menggelar operasi pasar (OP). Dan, tahun ini pihaknya akan mengupayakan kembali. Apakah akan terealisasi? Suhardiman menjawab seharusnya dapat dilaksanakan. Tahun 2007 setidaknya ada tiga faktor yang menyebkan pemkab tidak sanggup menggelar OP, meskipun sudah direncanakan dan dibahas di tingkat provinsi.

“OP tahun kemarin gagal, pertama karena tidak ada dana pendukung dari pemerintah daerah. Kedua, tidak ada satu pengusaha pun yang sanggup menggelar OP. Saya sangat berharap besar pada tahun ini OP bisa digelar, meskipun hanya baru sebatas rencana. Dan Plt Sekda Garut sudah membuka sinyalemen adanya OP,” ujarnya.

Meski harga migor terus melonjak begitupula dengan kenaikan harga beras dan terigu, kata dia, persediaan di pasaran masih terjamin. “Yang dipermasalah sekarang adalah kenaikan harga. Sedangkan stok barang masih aman,” tuturnya.
Sementara itu, harga telur ayam ras menyentuh angka Rp10.400/kg. Padahal informasi yang dihimpun Radar, kenaikan telur paling tinggi terjadi pada pertengahan tahun 2007 mencapai Rp10.200/kg. “Ah sekarang mah rariweuh, mikiran harga naik dan naik terus,” ujar Mimin, salah seorang warga Tarogong.

Kenaikan harga-harga kebutuhan sembako maupun jenis komoditi lainnya tidak terlepas dari munculnya wacana kenaikan gaji pegawai negeri sipil (PNS). Isu tersebut sudah muncul pada akhir tahun kemarin, namun harga-harga sudah mendahului. “Sampai sekarang gaji PNS belum ditetapkan naik. Memang wacana kenaikan gaji PNS berdampak pula pada kenaikan harga,” ujar salah seorang pejabat Garut yang namanya minta dirahasiakan. (hnr)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar