CIAWI - Jurnalistik tidak hanya berperan sekadar profesi, melainkan mampu berperan sebagai media dakwah dalam menyampaikan berita kepada masyarakat secara luas. Namun apabila pemaparkan berita secara seimbang dan syah kebenarannya.
Hal itu terungkap pada pelatihan jurnalistik dengan tema Menjadikan Jurnalistik Sebagai Kekuatan Kebangkitan Umat. Acaranya sendiri diselenggarakan di Pondok Pesantren Persatuan Islam 32 Ciawi yang diikuti siswa/i kelas 7 hingga kelas 9 di Kampung Panyusuhan Desa Pakemitan Kidul Kecamatan Ciawi, kemarin.
Hadir sebagai pembicara Handri S Budiman dan Dadang Abdul Rasyid, keduanya merupakan asisten redaktur Harian Pagi Radar Tasikmalaya. Workshop Jurnalistik tersebut merupakan rangkaian imtihan MTs Persis 32. Meteri yang disampaikan meliputi pengenalan jurnalitik, jurnalisme Islam, teknik wawancacara dan cara membuat mading. Pelatihan ini diharapkan mampu memberikan pengetahuan kepada siswa tentang seluk beluk jurnalistik.
Diungkapkan Handri, peran jurnalistik sangat besar dalam dakwah Islamiyah. Pasalnya penyampain syiar Islam melalui ceramah belum tentu menjangkau masyarakat luas. Sebaliknya dakwah dengan tulisan cakupan sasaranya bisa luas.
“Kalau koran atau majalah itu oplahnya 10 ribu, maka sasaran dakwahnya mencapai lebih dari 10 ribu karena bisanya satu koran atau majalah dibaca lebih dari satu orang,” ujarnya Dadang.
Dalam workshop tersebut, peserta juga diajari cara membuat berita yang baik sesuai kaidah jurnalistik. Bahkan para peserta langsung praktik membuat berita dengan memakai rumus 5 W 1H. Yaitu what, where, when, who, whose dan how, (apa, di mana, kapan, siapa, yang mana dan bagaimana).
Para peserta terlihat antuasias bahkan yang tadinya tak tahu cara menulis, mereka memberanikan diri untuk mempraktikannya. Sementara itu Ketua panitia Kamil Ismail didampingi sekertaris Rifki Abdul Fahmi dan salah seorang peserta Andri Nur Kamal dan Sidiq Abdul Rahman menjelaskan, pelatihan jurnalistik tersebut bermanfaat bagi siswa yang berminat terjun ke dunia jurnalistik. “Kami jadi paham bahwa jurnalistik tersebut bisa dijadikan media dakwah,” pungkasnya. (jul)
Hal itu terungkap pada pelatihan jurnalistik dengan tema Menjadikan Jurnalistik Sebagai Kekuatan Kebangkitan Umat. Acaranya sendiri diselenggarakan di Pondok Pesantren Persatuan Islam 32 Ciawi yang diikuti siswa/i kelas 7 hingga kelas 9 di Kampung Panyusuhan Desa Pakemitan Kidul Kecamatan Ciawi, kemarin.
Hadir sebagai pembicara Handri S Budiman dan Dadang Abdul Rasyid, keduanya merupakan asisten redaktur Harian Pagi Radar Tasikmalaya. Workshop Jurnalistik tersebut merupakan rangkaian imtihan MTs Persis 32. Meteri yang disampaikan meliputi pengenalan jurnalitik, jurnalisme Islam, teknik wawancacara dan cara membuat mading. Pelatihan ini diharapkan mampu memberikan pengetahuan kepada siswa tentang seluk beluk jurnalistik.
Diungkapkan Handri, peran jurnalistik sangat besar dalam dakwah Islamiyah. Pasalnya penyampain syiar Islam melalui ceramah belum tentu menjangkau masyarakat luas. Sebaliknya dakwah dengan tulisan cakupan sasaranya bisa luas.
“Kalau koran atau majalah itu oplahnya 10 ribu, maka sasaran dakwahnya mencapai lebih dari 10 ribu karena bisanya satu koran atau majalah dibaca lebih dari satu orang,” ujarnya Dadang.
Dalam workshop tersebut, peserta juga diajari cara membuat berita yang baik sesuai kaidah jurnalistik. Bahkan para peserta langsung praktik membuat berita dengan memakai rumus 5 W 1H. Yaitu what, where, when, who, whose dan how, (apa, di mana, kapan, siapa, yang mana dan bagaimana).
Para peserta terlihat antuasias bahkan yang tadinya tak tahu cara menulis, mereka memberanikan diri untuk mempraktikannya. Sementara itu Ketua panitia Kamil Ismail didampingi sekertaris Rifki Abdul Fahmi dan salah seorang peserta Andri Nur Kamal dan Sidiq Abdul Rahman menjelaskan, pelatihan jurnalistik tersebut bermanfaat bagi siswa yang berminat terjun ke dunia jurnalistik. “Kami jadi paham bahwa jurnalistik tersebut bisa dijadikan media dakwah,” pungkasnya. (jul)
mantabs lah bapa handri...
BalasHapus