***RPJPD Terkendala Budaya
BANJAR – Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Banjar menemui kendala budaya. Pasalnya masyarakat Kota Banjar belum siap menjadi masyarakat kota.
“Permasalahan perubahan kultur pertanian kepada kultur perkotaan masih menjadi tantangan bagi pemerintahan Kota untuk pembangunan kedepan,” ujar Prof Erri N Megantara ahli konservasi bio lingkungan, yang merupakan anggota tim ahli Penyusunan RPJPD Kota Banjar saat ekpose, kemarin.
Tim yang terdiri dari 8 orang ilmuwan dari ITB, IPB dn Unpad diantaranya, Dr Ina Primiana SE MT ( ahli ekonomi makro) dan Prof Erri N Megantara ( ahli konservasi bio lingkungan) itu menggelar diskusi dengan seluruh stake holder yang ada di Kota Banjar.
Tim ahli menjelaskan, topografi Kota Banjar masih berbasis alam pedesaan. Sehingga mayoritas penduduknya bermata pencaharian petani. “Oleh karena itu dalam menyusun RPJPD harus ada kajian yang komprehensif untuk menyatukan visi dan misi yang sesuai dengan karakteristik Kota Banjar,” ujarnya.
Menurut tim ahli Persoalan lain adalah tingginya urbananisasi, konsep tata ruang yang belum terarah, masih tingginya angka kemiskinan, adanya gap antara pengembang dari pertanian ke perkotaan, masih minimnya minat investasi dari luar banjar, serta pengembangan wilayah perkotaan.
yang disusun oleh tim ahli
Meskipun ada kelemahannya, namun dari ada beberapa potensi yang harus dikembangkan dalam mewujudkan pembangunan jangka panjang daerah. Wilayah Kota Banjar yang hanya 4 kecamatan bisa lebih fokus untuk melakukan pengembangan kota. Apalagi pengembangan tata ruang nasional di akan mengarah ke wilayah Jawa Barat bagian timur.
“Letak geografisnya sangat menguntungkan sehingga punya potensi untuk mengembangkan perdagangan,” ujar Megantara.
Ketua Bappeda Kota Banjar Drs HS Saeful Akbar MM mengatakan kedudukan forum diskusi RPJPD Kota Banjar sangat penting dalam menentukan arah kebijakan pembangunan Banjar kedepan.(bmp)
Rabu, Januari 16, 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar