PANGANDARAN - Ribuan nelayan di Pantai Pangandaran merayakan upacara Hajat Laut yang biasa dikenal dengan Ngalarung, Kamis (17/1). Mereka memenuhi laut biru Pantai Timur Pangandaran, untuk mengarak berbagai sesajian yang sengaja dibuat masyarakat pesisir. Sesajian berupa kepala kerbau, berbagai makanan olahan, hasil-hasil bumi, hasil tangkapan laut dan hewan-hewan peliharaan, diarak dan dilarungkan ke tengah lautan.
Uniknya, pelaksanaan Ngalarung yang biasa dilaksanakan pada tangggal 9 Muharram (9 Suro) ini, menjadi ajang bagi warga untuk bisa mendapatkan berbagai sesajian yang dilarungkan ini. Mereka mengikuti upacara hingga ke proses pelarungan sesajian di tengah lautan untuk kemudian saling berebut dengan menceburkan diri ke laut.
Upacara yang sempat molor selama hampir 4 jam itu dihadiri langsung Bupati H Engkon Komara, Ketua DPRD Jeje Wiradinata, Dandim 0613 Ciamis Letkol Czi Syamsul Bahri, Kapolres dan seluruh Pejabat Forum Komunikasi Daerah. Bahkan, dihadiri langsung salah satu tokoh Pangandaran Susi Pudjiastuti.
Ketua Panitia Ngalarung yang juga staf ahli Rukun Nelayan Pangandaran (RN), Sakid Andrianto mengatakan, kegiatan hajat laut itu merupakan tradisi yang rutin dilakukan warga Pantai Pangandaran. Yakni sebuah upacara sebagai ucapan rasa syukur terhadap Tuhan YME, atas berkah dan limpahan nikmatnya terhadap para nelayan.
"Mudah-mudahan dengan hajat laut yang sering dilakukan setiap setahun sekali ini, Pangandaran pacatsunami bisa lebih maju lagi di berbagi bidang. Termasuk membludaknya kembali jumlah pengunjung serta melimpahnya hasil tangkapan ikan dan hasil bumi lainnya," ujar Sakid.
Dikatakannya, upacara Ngalarung memang tidak selamanya harus meriah. Namun animo masyarakat tetap tinggi guna mengikuti jalannya kegiatan itu. Bahkan dengan hajat laut ini, banyak wisatawan dari luar daerah yang merasa tertarik. "Kami harapkan hajat laut sebagai ucapan syukuran kepada Tuhan ini dapat terjaga dan dilestarikan sebagai sebuah seni dan budaya leluhur warga Pangandaran, sehingga membawa berkah bagi seluruh warganya,” tandas dia yang diamini Rain (78), kepala Adat Pangandaran.
H Engkon Komara mengaku bangga dengan pelaksanaan upacaara hajat laut yang sampai saat ini masih terus dilestarikan warga Pangandaran. "Mari kita semua menjaganya bersama-sama sebagai bentuk kecintaannya terhadap Pangandaran. Kami mengimbau kepada semua masyarakat untuk menjalin kesatuan dan persatuan untuk melestarikan serta menjaganya," ingat bupati. (isr
Uniknya, pelaksanaan Ngalarung yang biasa dilaksanakan pada tangggal 9 Muharram (9 Suro) ini, menjadi ajang bagi warga untuk bisa mendapatkan berbagai sesajian yang dilarungkan ini. Mereka mengikuti upacara hingga ke proses pelarungan sesajian di tengah lautan untuk kemudian saling berebut dengan menceburkan diri ke laut.
Upacara yang sempat molor selama hampir 4 jam itu dihadiri langsung Bupati H Engkon Komara, Ketua DPRD Jeje Wiradinata, Dandim 0613 Ciamis Letkol Czi Syamsul Bahri, Kapolres dan seluruh Pejabat Forum Komunikasi Daerah. Bahkan, dihadiri langsung salah satu tokoh Pangandaran Susi Pudjiastuti.
Ketua Panitia Ngalarung yang juga staf ahli Rukun Nelayan Pangandaran (RN), Sakid Andrianto mengatakan, kegiatan hajat laut itu merupakan tradisi yang rutin dilakukan warga Pantai Pangandaran. Yakni sebuah upacara sebagai ucapan rasa syukur terhadap Tuhan YME, atas berkah dan limpahan nikmatnya terhadap para nelayan.
"Mudah-mudahan dengan hajat laut yang sering dilakukan setiap setahun sekali ini, Pangandaran pacatsunami bisa lebih maju lagi di berbagi bidang. Termasuk membludaknya kembali jumlah pengunjung serta melimpahnya hasil tangkapan ikan dan hasil bumi lainnya," ujar Sakid.
Dikatakannya, upacara Ngalarung memang tidak selamanya harus meriah. Namun animo masyarakat tetap tinggi guna mengikuti jalannya kegiatan itu. Bahkan dengan hajat laut ini, banyak wisatawan dari luar daerah yang merasa tertarik. "Kami harapkan hajat laut sebagai ucapan syukuran kepada Tuhan ini dapat terjaga dan dilestarikan sebagai sebuah seni dan budaya leluhur warga Pangandaran, sehingga membawa berkah bagi seluruh warganya,” tandas dia yang diamini Rain (78), kepala Adat Pangandaran.
H Engkon Komara mengaku bangga dengan pelaksanaan upacaara hajat laut yang sampai saat ini masih terus dilestarikan warga Pangandaran. "Mari kita semua menjaganya bersama-sama sebagai bentuk kecintaannya terhadap Pangandaran. Kami mengimbau kepada semua masyarakat untuk menjalin kesatuan dan persatuan untuk melestarikan serta menjaganya," ingat bupati. (isr
aq minta maaf terlebih dahulu,ini kisah nyatah aku,ini aq seorang pedanga sukses dulu,semakin sukses aq selalu main judi besaran tapi lama kelamaan aq bangkrut gara2 judi,dan sekaran aku punya hutang banyak di bank ama keluarga,sekaran aku stres,pusing gara mikirin itu,tapi syukur ada tmn beri petunjuk kepada aq berhubungan dunia gaib melalui bantuan atas nama kisongo dengan nomornya beliau 085 217 519 919 tp aq ikuti saran aki songo selama seminggu,syukur alhamdulillah aq ikut namanya bank gaib,cuma butuh 3hari uang gaibnya cari dan aku bisa bayar hutang dimana dan sisanya untuk bangkit dagan lagi bagi saudara mau seperti aq ini ada blog akinya di www.paranormal-kisongo.blogspot.com ingat saudara kalau ada berbicara ama beliau harus sopan ya dan jagan bilang kalau aq yang sebarkan nomornya,mudahan ini bisa bermamfaat.terima kasih
BalasHapus