Jumat, Januari 18, 2008

Panglima Brigez Ditangkap

TASIKMALAYA – Polsek Indihiang terus memburu anggota geng motor Brigez yang diduga sebagai pelaku perusakan dan penganiayaan di daerah Cigeureung Kecamatan Cipedes beberapa waktu lalu. Tadi malam, anggota Polsek Indihiang berhasil menangkap Panglima Brigez Tasikmalaya berinisial Ik di Bebedahan Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya.

Kapolsek Indihiang AKP Yono Kusyono menyatakan pimpinan geng motor Brigez diringkus di rumahnya sekitar pukul 23.30. Dan, kini diamankan di Mapolsek Indihiang. “Meski pimpinan mereka sempat kabur atau sembunyi, akhirnya kami berhasil menangkap (panglima Brigez, red) setelah melalui penyelidikan intensif," katanya melalui telepon, tadi malam.

Selain mengamankan Ik, Polsek Indihiang menyita barang bukti berupa motor yang diduga dipakai dalam aksi tersebut. “Kami akan terus mengejar para pelaku. Kami hingga dini hari ini (kemarin, red) masih melakukan pengejaran dan menyelidikan," jelasnya.

Dia berharap tertangkapnya panglima geng motor tersebut bisa mengungkap seluruh dari anggota yang terlibat dalam insiden di Cigeureung. Kapolsek sempat heran karena pimpinan geng motor itu masih berstatus mahasiswa di sebuah perguruan tinggu di Tasikmalaya. “Pimpinan mereka masih mahasiswa," ungkapnya.

**POLDA
Upaya polisi mengungkap aksi geng motor ternyata dimanfaatkan orang yang tidak bertanggung jawab. Seseorang yang mengaku perwira berpangkat kompol yang berdinas di Polda Jabar menelepon Polsek Indihiang Kota Tasikmalaya. Telepon diterima Kanit Reskrim Polsek Indihiang Ipda Aep Saepudin.

Aep menceritakan sekitar pukul 17.10 telepon di kantornya berdering. Ketika diangkat, si penelepon mengaku dari polda. “Saat saya angkat dia (penelepon, red) ngaku dari polda dan berpangkat kompol," ulas dia.

Awalnya, Aep berdialog dengan si penelepon. Aep pun memperkenalkan diri sebagai kanit Reskrim Polsek Indihiang. Namun Aep sempat curiga bahwa si pelepon tersebut dari polda. Sebab nada bicaranya seolah dibuat tegas. Ketika menyimak isi pembicaraan, Aep mengendus indikasi bahwa orang tersebut hanya memanfaatkan situasi. “Penelepon tiba-tiba ngomong, tersangka dari anggota Brigez yang dua orang adalah siswa, saya minta alamatnya," terang dia.

Akhirnya, Aep menjelaskan bahwa yang ditahan dan berstatus pelajar hanya seorang, yakni Rb. “Saya pun menekan si penelepon bahwa yang tertangkap dari geng tersebut ada tiga orang, mengapa yang ditanyakan hanya yang sekolah?" katanya.

Setelah disedak, lanjut kanit, akhirnya si penelepon menutup pembicaraan tanpa ada basa-basi lagi. Diduga si penelepon sudah terpojokan. “Saya menduga penelepon itu ingin mengambil kesempatan kepada pihak keluarga tersangka dengan berpura-pura sudah membebaskan anggota geng Brigez yang masih pelajar," tuturnya.

**CEMBURU
Di sisi lain, istilah senasib sepenanggungan tenyata sangat dipegang teguh para anggota geng motor. Seperti yang terjadi kemarin di Mapolsek Indihiang, dua tersangka anggota geng motor Brigez Ys dan And memprotes pihak polsek mengenai pengambilan gambar yang dilakukan Radar sekitar pukul 16.30. Sebab pengambilan gambar tanpa melibatkan Rb. Ys dan And sempat beranggapan bahwa Rb dibedakan dari mereka.

Seperti diungkapkan And alias Gojim bahwa pengambilan gambar dirinya tidak adil karena hanya berdua dengan Ys. Padahal yang ditahan di polsek tiga orang. "Saya ingin Rb pun diambil gambarnya," katanya.

Kapolsek Indihiang AKP Yono Kusyono melalui Kanit Reskrim Ipda Aep Saepudin menanggapi protes tersebut dengan senyum. Menurutnya, pengalaman ini kali pertama terjadi. Sehingga, sekitar pukul 19.00 memanggil Radar untuk mengambil ulang gambar para tersangka. "Ini lucu sekali, tapi agar tidak terjadi kecemburuan saya pun memanggil ujang (Radar). Maaf ya," katanya sambil tertawa.
Saat pengambilan gambar sebelumnya, terang kanit, Rb sedang dipisahkan di tempat lain guna pemeriksaan intensif. "Ambil sajalah gambar mereka biar tidak terjadi cek-cok di antara mereka," sambil menyuruh mereka untuk berjejer.

Untuk menghindari hal yang tak diinginkan, ruang ketiganya dipisahkan. Pasalnya sejak awal, di antara mereka terlihat selalu ada perdebatan. “Kami memisahkan tempat penahanan mereka guna menghindari hal yang tak diinginkan. Anggota Brigez orangnya nekat-nekat,” pungkas dia. (dem)

2 komentar: