JAKARTA – Dibandingkan dengan negara-negara anggota ASEAN lain, Indonesia kurang terkenal di kalangan muda dan terpelajar. Padahal, selain sebagai salah satu negara pendiri, Indonesia adalah negara terbesar, terluas, dan terbanyak penduduknya di Asia Tenggara.
Demikian hasil survei ASEAN Foundation bertajuk Kesadaran terhadap ASEAN yang dipaparkan di Jakarta, Rabu (15/1). Mereka melakukan survei terhadap kalangan muda, berusia rata-rata 17–25 tahun. Mereka adalah mahasiswa di sepuluh universitas terkemuka di masing-masing negara.
Salah seorang peneliti ASEAN Foundation Dr Eric C Thompson dari Universitas Nasional Singapura menyebutkan, survei Kesadaran terhadap ASEAN dilakukan terhadap 2.170 mahasiswa. ’’Singapura dan Thailand adalah negara yang paling banyak dikenal, sementara Malaysia menduduki peringkat ketiga,’’ ujarnya.
Thailand dan Malaysia juga termasuk negara-negara yang pertama disebut saat responden diminta untuk mendaftar nama-nama anggota ASEAN. Singapura menempati peringkat teratas sebagai negara tujuan kunjungan, termasuk negara yang diminati untuk bekerja. Persentase keinginan berkunjung ke Singapura 25,7–65, 2 persen. Sedangkan Indonesia hanya ’’menarik’’ bagi 2,5–14,1 persen responden. Angka 14,1 persen tersebut berasal dari mahasiswa Malaysia.
Secara keseluruhan, hasil survei tersebut menunjukkan tingginya sikap dan kesadaran pemuda terhadap ASEAN, perhimpunan yang dibentuk pada 1967, dan kini beranggota sepuluh negara. Sikap skeptis hanya ditemukan di kalangan generasi muda asal Myanmar. Saat ditanya apakah negara mereka mendapat keuntungan dari ASEAN, rata-rata hampir 99 persen di tiap negara menjawab setuju, sedangkan di Myanmar angka persetujuan hanya 58,3 persen.
Menjawab pertanyaan apakah mereka merasa menjadi warga negara ASEAN, rata-rata juga tinggi menyatakan setuju, hanya Myanmar 59,5 persen dan terendah Singapura 49,3 persen. Menurut Eric, warga Singapura lebih banyak berpandangan ke luar negeri dibandingkan ke negara-negara tetangga.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal ASEAN Dr Surin Pitsuwan dalam sambutannya menekankan pentingnya rasa memiliki dan memperkuat pilar ketiga ASEAN, yakni kerja sama sosial dan budaya. Menurut dia, pemuda harus memiliki ketertarikan kepada sosial budaya dan perasaan bahwa kita berasal dari satu kawasan yang sama di bawah ASEAN. ’’Hanya menekankan pada keamanan dan ekonomi bisa berbahaya,’’ katanya. (AFP/nue/kim)
Kamis, Januari 17, 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar