TAROGONG – Fantastis. Begitulah harga minyak goreng (migor) curah di pasaran. Sebab kali ini salah satu kebutuhan bahan pokok ini menembus angka Rp10.400/kg. yang mengherankan, pemerintah pusat tidak bisa menahan laju harga tersebut. Begitu pula dengan pemerintah daerah. Dari awal kenaikan harga minyak goreng --sejak pertengahan tahun lalu-- Pemerintah Kabupaten Garut angkat tangan. Pemkab tidak mampu lagi melaksanakan operasi pasar.
Informasi yang dihimpun Radar di Pasar Ciawitali Guntur, kemarin, kenaikan harga minyak goreng ini hampir berlangsung setiap hari. Beberapa pedagang menyatakan kenaikan harga minyak goreng bisa terjadi dua kali dalam satu hari. “Terkadang harga minyak goreng di pagi hari bisa berbeda di sore hari. Dan, harganya sudah bisa dipastikan naik,” ujar Jajang, salah seorang pedagang di Pasar Ciawitali Guntur, kemarin.
Dia mengatakan selama puluhan tahun berjualan minyak goreng, baru kali ini harganya di atas Rp10.000. Hampir seluruh pedagang tidak pernah mengetahui penyebab kenaikan harga. “Tidak pernah ada penjelasan dari agen. Jawabannya sama saja, mereka tidak tahu,” jelas dia.
Jika tidak terdesak kebutuhan ekonomi, Jajang lebih memilih untuk tidak berjualan. Sebab berjualan minyak goreng kali ini sangat berbeda dengan dulu. Saat ini dirinya harus lebih berpikir keras supaya tidak kecolongan harga. Keuntungan dari berdagang juga kian sedikit akibat pelanggan berkurang.
“Kalau saya tidak punya tanggungan dan tidak punya utang ke bank, mungkin saya lebih tutup dulu sampai harga-harga normal. Sekarang mah saya terpaksa berdagang dari pagi hingga sore hari,” keluhnya ketika ditemu Radar saat pedagang lainnya lebih menutup warung-warungnya.
Jajang menambahkan kenaikan harga minyak goreng ini tidak lagi bisa diprediksi. Akhir tahun kemarin harga minyak goreng sudah turun pada harga kisaran Rp7.500 - Rp8.000/kg. Sebelumnya bertengger di kisaran Rp9.500/kg. Saat itu ia sempat memprediksi harga minyak goreng turun ke kondisi normal sebesar Rp6.000/kg.
**Terigu Naik
Dia juga mengatakan kenaikan yang signifikan terjadi pula pada harga terigu. Salah satu bahan pokok ini pun harganya cenderung terus naik. Kini harga terigu kelas rendah dijual dengan Rp6.400/kg. Padahal pada kondisi normal hanya Rp4.200/kg. Sedangkan untuk terigu jenis segitiga mencapai Rp6.700/kg dari sebelumnya Rp4.500/kg.
“Ya… sekarang mah pemerintah teh aneh-aneh wae. Harga minyak dan terigu belum beres, timbul masalah minyak tanah yang disusul dengan kesemrawutan harga kacang kedelai. Sekarang minyak tanah sudah aman, eh malah harga minyak goreng naik lagi,” herannya.
Kenaikan dua bahan pokok ini sangat berdampak pada pedagang kecil khususnya pedagang gorengan. Sebab minyak goreng dan terigu merupakan bahan pokok usaha gorengan. Ade, pedagang gorengan mengaku sangat dilema atas kenaikan harga ini. Ia belum bisa menaikkan harga dagangannya karena khwatir tidak ada yang membeli.
“Saya sekarang menjualnya sistem paket. Yakni Rp1.000 untuk tiga macam gorengan. Sedangkan teman-teman saya yang berdagang di kota sudah menaikkan harga sebesar Rp500 untuk satu gorengan bala-bala, gehu atau pisang goreng,” ujarnya. (hnr)
Kamis, Januari 17, 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar